Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuda Ini Gantung Diri Saat Hendak Akad Nikah

Kompas.com - 03/10/2013, 17:01 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com - Seorang pemuda, Syaiful Muzaki (24), warga Dusun Blegi RT 01 RW 09, Kliwonan, Bandongan, Kabupaten Magelang ditemukan tewas dengan leher tergantung di kusen pintu rumah. Diduga korban nekat bunuh diri karena tidak mau menikah dengan gadis yang tidak ia cintai.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com, Syaiful kali pertama ditemukan oleh ayahnya, Mahfud Basori (47) pada Rabu (2/10/2013) sekitar pukul 05.00 WIB. Semula, Syaiful akan melangsungkan akad nikah pada pukul 08.00 WIB dengan seorang gadis berinisial N, warga Temanggung.

Mendekati waktu akad, Syaiful tidak juga muncul. Mahfud lantas menghubungi ponsel anaknya itu, namun tidak ada respon. Mahfud pun mencari di rumah nenek Syaiful yang terletak sekitar 300 meter dari rumahnya. Betapa terkejut Mahfud karena mendapati anaknya telah menggantung di kusen pintu belakang rumah.

Menurut salah seorang saksi, Sayat Wibisono, warga setempat, kematian Saiful diperkirakan karena masalah percintaan. Dari informasi yang diterimanya, Saiful memiliki dua orang kekasih bernama N, warga Temanggung dan P, warga Magelang.

Diceritakan Sayat, beberapa waktu yang lalu, keluarga N mendatangi rumah Syaiful dengan maksud mengabarkan bahwa N telah hamil. Dari pembicaraan tersebut kemudian kedua belah pihak sepakat untuk menikahkan Syaiful dengan N.

“Namun mendekati acara akad nikah, Syaiful tidak ada. Keluarga semua mencari, tetapi tidak ketemu, ponselnya dihubungi juga tidak bisa. Tahu-tahu malah ditemukan gantung diri. Padahal, keluarga sudah melangsungkan syukuran malam sebelumnya,” ujar Sayat, Kamis (3/10/2013).

Sayat menduga, Syaiful nekat melakukan bunuh diri karena tidak bersedia menikah dengan N. Korban hanya mencintai dan ingin menikah dengan P. Hal tersebut juga diketahui dari isi sepucuk surat wasiat yang ditemukan di dekat jenazah Syaiful. Surat itu diperkirakan ditulis tangan oleh Syaiful. “Surat itu berisi permintaan maaf pada orangtua, selain itu juga Syaiful menuliskan bahwa P tidak bisa diganti siapapun, Syaiful sangat mencintai P,” katanya.

Kapolsek Bandongan, AKP Suprayudi membenarkan telah terjadi aksi bunuh diri di wilayah setempat. Mengetahu ada kejadian itu, pihaknya segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Korban pun langsung mendapat visum dari dokter.

Suprayudi mengatakan ada beberapa barang bukti berupa tali tas berukuran 105 centimeter berwarna hitam yang digunakan untuk gantung diri. “Kami juga masih mengamankan surat wasiat yang ditinggalkan korban. Isinya seperti apa, kami masih mempelajari. Inti surat adalah persoalan pribadi,” terangnya.

Dia mengatakan, surat wasiat itu ditulis tangan di kertas folio bergaris. Sementara untuk penyebab kematian, diperkirakan korban kecewa pada hari menikah dengan perempuan yang dalam kondisi hamil. Meski demikian, pihaknya masih akan mendalaminya. “Berdasarkan pemeriksaan, tidak ada tanda-tanda penganiayaan. Dari keterangan medis, korban murni bunuh diri,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com