Tiga ruang kelas dan satu ruang yang difungsikan sebagai perpustakaan SD 011 ini keadaannya sangat memprihatinkan. Dinding pemisah antarkelas pun hanya ditambal dengan tripleks. Itu pun sudah berlubang. "Sedih, enggak nyaman belajarnya," ujar Rahman, salah satu murid kelas V, Kamis (3/10/2013).
Dari enam ruang kelas yang berbentuk rumah panggung tersebut, keadaan yang paling parah adalah ruang kelas V. Sementara kondisi yang paling mengkhawatirkan adalah keadaan lantai yang ditambal dengan papan seadanya karena sebagian lantainya sudah lapuk dimakan usia.
Guru harus waspada karena tinggi kolong di kelas V mencapai 2 meter. "Rasa waswas itu sudah melekat sama kita karena lantai sudah berlubang. Sekiranya ada papan yang mengkhawatirkan, kita secepatnya mengganti. Sejauh ini belum ada anak didik yang kejeblos. Makanya, kita harus waspada," ujar Emil, salah satu guru yang mengajar di kelas V.
Selain waspada, para guru SD 011 Nunukan mengaku selalu mengingatkan anak didiknya pada saat jam istirahat agar berhati-hati saat bermain di dalam kelas. “Beberapa tahun lalu ada lantai yang ambrol saat jam istirahat. Meskipun ada siswa yang bermain di dalam kelas, untungnya tidak ada korban,” imbuh Emil.
Sejak dibangun tahun 1980, SD 011 Nunukan belum pernah direhabilitasi. Kalaupun diperbaiki, hanya hal kecil seperti pengecatan dan penggantian atap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.