Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bengkulu "Darurat Rampok"

Kompas.com - 03/10/2013, 10:01 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Tingginya aksi perampokan disertai dengan kekerasan di Provinsi Bengkulu membuat masyarakat resah. Tidak kurang dari 10 aksi perampokan dalam satu bulan terakhir terjadi di daerah itu.

"Kejadian perampokan di Bengkulu sangat tinggi akhir-akhir ini, saya rasa Bengkulu perlu membuat status darurat rampok," kata Edi Safuan, warga Kelurahan Bentiring, Kota Bengkulu, Kamis (3/10/2013).

Tak hanya itu, tercatat pula beberapa kali perampokan yang disertai dengan kekerasan dan pembunuhan. Termasuk penusukan anggota Brimob Bengkulu, aksi perampokan kendaraan bermotor di kawasan pelabuhan laut, pemecahan kaca mobil milik bendahara Bupati Kepahiang, pembobolan anjungan tunai mandiri milik Bank Sinarmas, dan bahkan perampokan di depan markas Polda Bengkulu.

Ada pula perampokan di depan Mapolsek Muarabangkahulu, dan yang terbaru adalah perampokan bendahara SMPN 3 Kabupaten Rejang Lebong.

"Memang ada beberapa kasus perampokan itu yang terungkap oleh polisi tetapi mereka itu seperti mati satu tumbuh seribu," lanjut Edi.

Kawanan perampok tersebut sudah tidak mengenal takut. Tengoklah, ada pula kasus perampokan disertai dengan kekerasan tersebut berada tidak jauh dari kantor polisi dan pusat keramaian.

Modus yang dilakukan pun beragam. Ada yang memang sudah direncanakan secara matang, ada pula aksi perampokan tersebut dilakukan secara spontan. Namun tetap saja pelaku selalu membawa senjata tajam atau senjata api.

Sementara itu, beberapa kritik pedas dari masyarakat juga bermunculan terkait beberapa program pemerintah daerah menggalakkan siskamling. Namun tetap saja angka kriminalitas tetap tinggi beberapa pekan terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com