Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Bentrok di Pulau Bangka, Alat Bor Akhirnya Ditarik

Kompas.com - 01/10/2013, 20:47 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis


MINAHASA UTARA, KOMPAS.com - Menghindari terjadinya jatuh korban karena bentrok warga, akhirnya alat bor tambang milik PT Mikgro Metal Perdana (MMP) ditarik kembali, Selasa (1/10/2013) sore tadi. Alat bor yang didatangkan sejak Senin (30/9) kemarin tersebut tidak bisa diturunkan di dermaga Desa Kahuku di Pulau Bangka, Minahasa Utara (Minut) karena ditentang warga.

Sejak kemarin warga yang menolak pulau mereka dieksplorasi oleh perusahaan tambang asal China tersebut berjaga dan berusaha mencegat para pekerja untuk menurunkan alat bor. Ironinya, warga yang menolak kehadiran tambang harus berhadapan pula dengan sebagian warga yang setuju dengan adanya tambang biji besi di pulau yang hanya seluas 4.700 hektar tersebut. Kedua kelompok warga dalam dua hari ini harus saling berhadap-hadapan, bahkan beberapa kali bentrok.

"Tadi pagi warga sudah memberikan ultimatum kepada mereka untuk segera menyingkirkan alat itu sebelum pukul 5 sore. Dan menjelang sore situasi sangat mencekam," ujar Maria Taramen dari Lembaga Masyarakat Tunas Hijau kepada Kompas.com.

Menurut Maria, warga yang memperlengkapi diri dengan berbagai senjata tajam nekat menyerang dan mengancam akan membakar alat bor tambang tersebut jika dipaksakan turun ke desa mereka.

"Namun sekitar pukul 16.45 Wita tadi, PT MMP di bawah tekanan warga menarik alat bor beserta seluruh pekerjanya. Dan ikut ditarik anggota polisi dan Brimob yang mengawal para pekerja perusahaan," jelas Maria.

Kepala Polsek Likupang AKP Jeferson Batewa ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa alat bor tambang tersebut ditarik ke Desa Ehe. "Tadi pagi sempat dilakukan pertemuan antara Pemkab Minut, Polres Minut dan pihak perusahaan PT MMP dengan warga. Tetapi warga tetap ngotot menolak diturunkannya alat bor itu," ujar Batewa.

Batewa juga menjelaskan bahwa hingga saat ini situasi dan kondisi di Desa Kahuku sudah terkendali dan kondusif. Sehari sebelumnya, Batewa mengakui kepada wartawan bahwa jalan terbaik untuk menghindari bentrokan yang lebih besar adalah dengan menarik dulu alat tersebut.

Pulau Bangka menjadi perhatian luas masyarakat pencinta lingkungan sejak PT MMP mendapat izin eksplorasi biji besi di pulau eksotis tersebut. Warga mengkhawatirkan lingkungan serta kehidupan sosial mereka akan hancur ketika rencana investasi senilai Rp 17 triliun itu dilaksanakan.

Pulau Bangka menyimpan potensi wisata yang tidak kalah indahnya dengan beberapa destinasi wisata di Sulawesi Utara. Alam bawah lautnya tidak kalah indah dengan Taman Nasional Bunaken. Demikian pula lanskap pulau Bangka menawarkan keindahan yang sangat menawan.

Di Pulau itu pula masih bisa dijumpai endemik Sulawesi seperti Kuskus, Tarsius, Rusa dan beberapa jenis burung.

Vokalis Slank, Kaka bahkan merilis single khusus untuk menolak tambang di Pulau Bangka. Kampanye "Save Bangka" dalam beberapa bulan terakhir digemakan oleh berbagai pihak sebagai bentuk keprihatinan atas rencana eksplorasi dan ekploitasi tambang di Pulau Bangka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com