Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selamatkan Danau Toba dengan Opera Batak

Kompas.com - 26/09/2013, 16:44 WIB
Kontributor Pematangsiantar, Tigor Munthe

Penulis


PEMATANGSIANTAR, KOMPAS.com — Pusat Latihan Opera Batak (Plot) akan menampilkan opera Batak berjudul "Perempuan di Pinggir Danau" di Pematangsiantar, Sumatera Utara, Sabtu (28/9/2013) mendatang. Opera kerja sama dengan Himpunan Masyarakat Batak Toba (Humatob) dan Dinas Pendidikan Pematangsiantar ini akan digelar di aula FKIP Nommensen di Jalan Sang Naualuh, Pematangsiantar.

Direktur Artistik Plot Thompson Hs menuturkan, naskah "Perempuan di Pinggir Danau" ini ditulis Lena Simanjuntak, sekaligus sutradara pementasan opera, dan dirinya sebagai konsultan sutradara. Menurutnya, opera ini dipersiapkan untuk dipentaskan di Koln, Jerman, mulai tanggal 2-11 November 2013.

Selain pementasan, pihaknya juga melaksanakan diskusi dan talkshow membahas opera Batak. Menurut Thompson, sebelum dipentaskan di Jerman, pihaknya melakukan roadshow di Indonesia sebagai bentuk sharing dengan orang-orang Batak. Opera ini sudah dipentaskan di Medan pada 30-31 Agustus 2013. Selanjutnya, di Pematangsiantar pada 28 September 2013, Balige pada 5 Oktober 2013, Bandung 19 Oktober 2013, Yogyakarta 21 Oktober 2013, Taman Budaya Solo, Jawa Tengah 23 Oktober 2013, dan Jakarta 26 Oktober 2013.

"Roadshow opera ini menarik karena mengusung tema perempuan, air, dan lingkungan. Opera dalam bentuk buku ini sudah diterjemahkan dalam bahasa Inggris, Jerman, Indonesia, Batak Toba, dan aksara Batak. Buku ini diterbitkan pada pertengahan Oktober 2013," paparnya.

Menurutnya, opera ini menceritakan Danau Toba yang terjadi secara mitos dan geologi (alam). Namun, muncul masalah ketika Danau Toba mulai tercemar, termasuk airnya.

"Dalam naskah opera ini ada surat berjudul Masa Depan jika tahun 2050, orang-orang bekerja untuk mencari air, bukan uang. Ini karena sulitnya mencari air. Bagaimana menghadapainya, termasuk membayangkan para perempuan, apakah sampai hati membersihkan bayinya dengan air kotor di Danau Toba yang sudah tercemari," sebutnya.

Menurut Thompson, hal itu memang sepele, tetapi dampak air ini lebih terasa bagi kaum perempuan. Kata dia, sumber-sumber air harus diperhatikan, seperti Danau Toba yang perlu diselamatkan.

"Ke depan orang-orang mengonsumsi air Danau Toba yang punya 'penyakit' khusus karena airnya mengandung zat-zat tak sehat. Sementara itu, Danau Toba disiapkan sebagai geopark nasional lalu diajukan sebagai geopark internasional. Ini bukan sekadar kampanye lingkungan, melainkan menjaga kelestarian Danau Toba," ucapnya.

Mengenai alasan opera Batak ini ditampilkan di Jerman, menurut Thompson, karena hubungan Batak dengan Jerman sudah terjalin selama lebih 150 tahun di bidang pendidikan dan kesehatan. Melalui pementasan itu, pihaknya berdiplomasi ulang tentang kebudayaan dengan Jerman. Pihaknya juga berterima kasih atas dukungan dan fasilitas yang diberikan selama roadshow berlangsung, seperti dari Humatob dan Dinas Pendidikan Pematangsiantar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com