Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panas Terik 8 Jam Sehari Bakal Terjadi sampai Oktober

Kompas.com - 26/09/2013, 14:49 WIB
Kontributor Palu, Erna Dwi Lidiawati

Penulis

PALU, KOMPAS.com — Sepekan terakhir, suhu udara di Kota Palu, Sulawesi Tengah, cenderung panas. Kondisi tersebut disebabkan kurangnya pembentukan awan di wilayah timur Indonesia.

Selain itu, sinar matahari yang menyengat juga terjadi karena posisi matahari pada bulan September sangat dekat dengan garis ekuator dibanding bulan-bulan sebelumnya.

"Kondisi seperti ini akan dirasakan hingga bulan Oktober mendatang. Bahkan mungkin lebih tinggi lagi suhu derajatnya," kata Achadi Subarkah R, Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Mutiara Palu, Kamis (26/9/2013).

Achadi mengatakan, suhu maksimum pada bulan September ini bisa mencapai 36,1 derajat celsius. Bahkan, pada bulan Oktober mendatang suhu akan melebihi 36,1 derajat celsius.

Cuaca panas akan dirasakan selama delapan jam dalam satu hari. "Normalnya pemanasan yang terik akan kita rasakan selama empat hingga enam jam lamanya. Namun, ini mencapai hingga delapan jam dan ini termasuk lama," ujar Achadi.

Selain suhu udara yang tinggi, kecepatan angin saat ini rata-rata mencapai 30 kilometer per jam. Untuk itu, warga diimbau menggunakan masker demi mencegah infeksi saluran pernapasan (ispa) karena banyak debu yang beterbangan.

Tak hanya masker, kondisi suhu udara yang tinggi juga "mewajibkan" warga untuk cukup mengonsumsi air saat beraktivitas di luar rumah. "Gunakan jaket dan masker termasuk juga bawa air mineral untuk mencegah dehidrasi," saran Achadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com