Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Timses Damai: Video Kecurangan Pilkada di Youtube Rekayasa

Kompas.com - 24/09/2013, 21:17 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis


AMBON, KOMPAS.com — Kubu pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Maluku, Abdullah Vanath-Martin Jonas Maspaitela (Damai), membantah adanya praktik kecurangan yang sengaja dilakukan petugas TPS untuk memenangkan pasangan "Damai" pada pemungutan suara ulang Pilkada Maluku di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), beberapa waktu lalu.

Bantahan ini disampaikan Ketua Tim Pemenangan Pasangan Damai Maikel Palijama melalui telepon seluler kepada Kompas.com, Selasa malam. Pernyataan Maikel menyusul beredarnya video dugaan kecurangan pilkada ulang di Kabupaten SBT yang diunggah seseorang dengan identitas "Serba Serbi" di Youtube, Senin (23/9/2013) kemarin.

"Tidak benar video itu. Itu hanya rekayasa lawan politik untuk menjatuhkan citra pasangan 'Damai' di mata masyarakat. Saya juga baru diberi tahu soal adanya video tersebut," tekan Maikel.

Menurut Maikel, pemungutan suara ulang di SBT beberapa waktu lalu sangat ketat. Hampir semua TPS dipantau dan dikawal langsung oleh tim sukses setiap pasangan calon dan anggota kepolisian. Jadi, kata Maikel, tidak mungkin terjadi kecurangan seperti yang beredar di Youtube tersebut.

"Sangat mustahil kalau itu dilakukan. Semua tim sukses ada di semua TPS, ada polisi, ada panwas kecamatan, jadi bagaimana mungkin itu dilakukan?" ungkap Maikel.

Dia menuding, video yang sengaja disebarkan di Youtube tersebut hanyalah upaya pembunuhan karakter terhadap pasangan "Damai". Dia pun meminta masyarakat Maluku untuk tidak memercayai video tersebut karena cara itu hanyalah intrik politik yang sengaja dilakukan untuk membentuk opini kalau pilkada ulang di SBT sarat kecurangan.

"Analisis kami, ini sengaja dilakukan pihak-pihak tertentu untuk membentuk opini di masyarakat kalau pilkada ulang di SBT itu sarat kecurangan, padahal video itu hanya rekayasa," cetusnya.

Menurut Maikel, pihaknya akan mengambil langkah hukum bagi pelaku yang telah menyebarkan fitnah melalui Youtube tersebut. "Kita akan tindak lanjuti masalah ini dan kita akan tempuh jalur hukum karena kami menilai ini adalah fitnah politik yang tak berdasar," tekannya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, video dugaan kecurangan pilkada tersebut beredar di Youtube dan saat ini ramai diperbincangkan masyarakat. Ketua Panwaslu SBT Saleh Tianotak mengaku kaget dengan beredarnya video tersebut.

"Saya baru dengar ada video tersebut, dan saya baru mau melihatnya. Ini masih dugaan, bisa benar, bisa juga tidak. Yang pasti, kita akan pelajari dulu. Kalau benar, akan ditindaklanjuti," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com