Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya Pemisahan Bayi Kembar Parasit Bisa Miliaran Rupiah

Kompas.com - 24/09/2013, 18:39 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com — Lima hari sudah Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung merawat bayi pasangan Aep Supriatna (36) dan Yani Mulyani (33) yang terlahir dalam kondisi kembar siam, conjoined twin parasitic, di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU).

Dengan peralatan dan perawatan yang cukup modern untuk menunjang hidup, biaya perawatan bayi bernama Ginan Septian Nugraha ini sudah dipastikan tidak mampu dijangkau oleh Aep yang berprofesi sebagai penjual es cincau keliling di Kampung Cikadu, Desa Ciroyom Hilir, Kecamatan Cipendeuy, Kabupaten Bandung Barat.

Meski sudah memiliki jaminan melalui Jaminan Persalinan (Jampersal), tetap tidak akan menutup biaya seluruhnya lantaran plafon yang disediakan hanya berlaku sampai bayi berusia 28 hari. Untuk itu, pihak RSHS mengimbau kepada keluarga bayi Ginan untuk segera mengurus jaminan dengan alokasi dana yang lebih besar seperti Jamkesmas ataupun Jamkesda.

"Sejak sekarang, yang penting pihak keluarga harus mengurus persyaratan Jamkesmas, Jamkesda, atau jaminan lainnya. Mumpung waktunya masih panjang," kata Kepala Bidang Humas dan Protokoler RSHS Bandung, Tengku Djumala Sari, saat ditemui di ruangannya, Selasa (24/9/2013).

Sementara itu, berkaca dari proses pemisahan bayi kembar siam sebelumnya, yaitu Wanda-Wandi, ia memprediksi nilai yang akan dikeluarkan untuk proses pemisahan tersebut bisa mencapai miliaran rupiah. "Biaya operasi pemisahan Wanda-Wandi saja sampai dua miliar lebih," ujarnya.

Tengku menambahkan, mahalnya biaya pemisahan Wanda-Wandi yang dilakukan tahun lalu lantaran harus membeli alat-alat penunjang medis baru yang tidak dimiliki oleh RSHS. Dalam kasus yang berbeda seperti Ginan, kata Tengku, bisa saja lebih mahal. Pasalnya, RSHS baru kali pertama menangani kasus kembar siam conjoined twin parasitic.

"Tapi untuk saat ini belum bisa keluar angkanya karena pemeriksaan, metode operasi yang akan digunakan, observasi sebelum dan sesudah operasi pemisahan harus benar-benar detail," ujarnya.

Selain itu, Tengku juga belum bisa memastikan bisa atau tidaknya alat-alat bekas operasi pemisahan Wanda-Wandi dipakai kembali. "Sebenarnya untuk penunjang medis bisa cepat, tapi itu kondisional sampai benar-benar didapatkan kesimpulan untuk kasus ini, termasuk penanganannya," kata Tengku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com