Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RSHS Pertama Kali Tangani Bayi Kembar Siam dari dalam Mulut

Kompas.com - 23/09/2013, 13:30 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Rumah Sakit Hasan Sadikin baru pertama kali menangani kasus bayi kembar siam yang keluar dari dalam salah satu mulut bayi. Kondisi ini dalam dunia kedokteran dikenal dengan nama conjoint twin parasitic.

"Sangat jarang dan langka," kata Kepala Sub Bagian Humas dan Protokoler RSHS Bandung, Teuku Djumalasari saat ditemui di RSHS Bandung, Senin (23/9/2013).

Menurut Teuku, RSHS sudah banyak melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam. Namun untuk kondisi seperti ini, tindakan yang harus dilakukan harus melakukan penelitian dengan metode berbeda. "Di indonesia kembar siam seperti ini baru," ujarnya lagi.

Penyebabnya, kata Teuku, bisa karena banyak faktor, termasuk lingkungan. "Untuk memastikan itu, kita harus melakukan penelitian yang betul-betul serius," kata Teuku.

Entah faktor kebetulan, rumah orangtua dari bayi kembar siam itu berada tidak terlalu jauh dengan bayi kembar siam sebelumnya yang pernah ditangani RSHS, yaitu Wanda Wandi.

Sementara itu, Ai Rohaeti (45) kakak dari Yani Mulyani, ibu yang melahirkan bayi kembar ini mengaku tak memiliki riwayat serupa. Ai juga pernah melahirkan anak kembar dengan jenis kelamin berbeda. Namun, anak kembarnya terlahir sehat. "Tapi yang laki-laki meninggal saat umur 2 bulan karena demam," kata Ai.


---

Informasi penyaluran bantuan untuk Keluarga Yani Mulyani dapat menghubungi email: redaksikcm@kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com