Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Pengungsi Sinabung Membengkak Jadi 14.991 Jiwa

Kompas.com - 18/09/2013, 19:40 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis


MEDAN, KOMPAS.com - Jumlah pengungsi letusan gunung Sinabung, Sumatera Utara, bertambah menjadi 14.991 jiwa. Padahal, ancaman erupsi gunung Sinabung masih kecil.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, intensitas dan besaran letusan Sinabung jauh lebih kecil dibandingkan erupsi pada tahun 2010 lalu. Namun, pengungsi terus membengkak. Menurutnya, ada faktor-faktor sosial, ekonomi, dan teknis yang menyebabkan pengungsi terus bertambah. Dia menyebutkan, Gunung Sinabung mengeluarkan asap putih keabuan sejak Rabu (18/9/2013) pagi hingga sore.

Berdasarkan rapat koordinasi dan evaluasi Posko Tanggap Darurat Erupsi Gunung Sinabung, Rabu (18/9), Sutopo menyatakan, untuk memperlancar koordinasi dan distribusi bantuan, titik pengungsian akan diperkecil dari 26 menjadi 16 titik. Posko pengungsian semuanya dipusatkan di Kabanjahe.

Ke-16 titik pengungsian dimaksud adalah Jambur Sempakata (2308), Klasis GBKP (800), GBKP Kota/Gedung KKR (1200), GBKP Kota/Gedung Serbaguna (239), Mesjid Istikar Barastagi (310),  dan Masjid Agung (182). Lalu Zentrum (339), GBKP Simpang VI (220), Paroki (50), Jambur Adil Makmur (1904), Jambur Haloho (1600), Jambur Dalihan Na Tolu (1406), Jambur Pulungan (1900), Jambur Payung (1500), KWK Berastagi/Perempuan (537), dan Klass Berastagi/Laki-laki (496).

"Proses pembagian pengungsi di 16 titik berlangsung sampai besok pagi karena 75 persen dari pengungsi bekerja di ladang dan akan kembali ke tempat penampungan pada sore hari," katanya.

Untuk memperlancar informasi dan komunikasi pada masa tanggap darurat, lanjut Sutopo, Kodam I Bukit Barisan membagikan perangkat komunikasi berupa 16 buah HT (handy talky) kepada setiap koordinator pengungsi.

Pemda Kabupaten Karo juga perlu menangani pengungsi dengan memberikan kebutuhan dasar. Selain itu, sosialisasi harus segera disampaikan ke masyarakat agar mereka yang tinggal di daerah aman tidak perlu mengungsi.

"Pengungsi yang selalu dinamis bergerak dan pulang pergi menyebabkan kendala dalam pendataan," tandas Sutopo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com