"Enam orang peziarah yang ada di sini (dalam makam) di suruh keluar, kecuali saya," terang Abu Giran (73), penjaga malam makam, Selasa (17/9/2013) siang.
Ia mengungkapkan, saat beberapa orang itu masuk, dirinya sedang tertidur di dalam kompleks makam. Ia terbangun karena ada suara gaduh. "Saya kaget, ada sekitar 15 orang masuk makam, dan langsung menjatuhkan beberapa maisan," ujarnya.
Menurutnya, sebelum melakukan aksinya, kelompok itu sempat mengatakan kepadanya bahwa makam Kiai Ageng Prawiropurbo merupakan tempat praktik syirik dan haram. "Ini tempat syirik, haram, nyembah kok makam, nyembah ya Allah," kata Abu Giran menirukan kata-kata para pelaku perusakan makam Kiai Ageng Prawiropurbo.
Seusai melakukan aksinya di luar, beberapa orang meminta Abu Giran untuk membuka ruangan utama, yakni ruangan nisan Kiai Ageng Prawiropurbo. Setibanya di dalam ruangan itu, mereka merusak payung, kendi, tempat bunga dan maisan. "Sekitar 30 menit (perusakan), setelah itu mereka keluar," pungkasnya.
Sementara itu, beberapa anggota polisi siang tadi mendatangi lokasi dan meminta keterangan para saksi.
Diberitakan sebelumnya, makam Kiai Ageng Prawiropurbo yang merupakan cucu Sri Sultan Hamungkubuwono ke-VI di Jalan Kusumanegara tepatnya di Desa Tahunan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Senin (16/9/2013) sekitar pukul 22.30 WIB dirusak oleh sekelompok orang.
Meski tak mengalami kerusakan parah, barang-barang di dalam makam yang dibangun sejak 1933 pecah dirusak pelaku. Selain itu beberapa maisan (kepala nisan) juga terlihat jatuh tergeletak di lantai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.