Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Jatim: Pemerintah Harus Tetap Impor Kedelai

Kompas.com - 13/09/2013, 13:45 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis


MALANG, KOMPAS.com - Untuk mengatasi kelangkaan dan kenaikan harga kedelai, pemerintah harus tetap mengimpor kedelai. Di samping itu, lahan pertanian untuk kedelai lokal pun harus disediakan.

Hal itu dikatakan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo yang ditemui usai melantik Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang, di gedung DPRD Kota Malang, Jumat (13/9/2013). 

Soekarwo menjelaskan, saat ini ada kesulitan dalam mendorong petani untuk menanam kedelai. "Petani lebih tertarik tanam padi. Karena lebih untung tanam padi dan juga tebu," jelas dia.

Solusi yang ditawarkan Soekarwo, adalah mendesak pemerintah pusat untuk terus melakukan impor kedelai. "Pemerintah harus tetap impor kedelai. Tapi juga harus cari lahan yang cocok untuk ditanami kedelai. Mencari lahan untuk kedelai itu harus tanah yang kering," katanya.

Soekarwo berpendapat, tanpa impor kedelai, kedelai lokal tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. "Walaupun tidak impor, tetap tidak akan mencukupi. Karena produksi kedelai lokal hanya 33 persen. Makanya solusinya harus tetap impor," tegasnya.

Untuk di Jawa Timur sendiri, Soekarwo menegaskan, pihaknya tidak bisa menyediakan dan menganggarkan pembelian lahan untuk tanaman. "Karena di Jatim, sangat susah mencari lahan kosong. Dulu produksi kedelai di jatim, ada Pasuruan, Situbondo, Probolinggo dan Bondowoso. Sekarang sudah mulai mengurang," akunya.

Yang bisa dilakukan untuk pemerintah daerah, tambahnya, hanya bisa mengamankan lahan pertanian yang ada. "Tujuannya, untuk kepentingan rakyat. Ekonomi rakyat, jangan sampai turun dari miskin menjadi sangat miskin," katanya.

Misalnya, kata Soekarwo, para PKL harus terus dicarikan tempat yang baik. "Jangan malah digusur. Karena alasan demi Adipura PKL harus digusur. Itu tidak benar," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com