Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Kedelai Naik, "Jadah Tempe" Pun Ikut Naik

Kompas.com - 09/09/2013, 17:54 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Harga kedelai yang terus mengalami kenaikan, ditambah dengan aksi mogok produsen tempe tahu selama tiga hari, mulai Senin (9/9/2013) ini, berdampak pada usaha kuliner "jadah tempe" di Kaliurang, Sleman. Meski tak mengurangi ukuran produk dan kualitas rasa, dengan terpaksa para penjual "jadah tempe" harus menaikkan harga.

"Harganya naik sekitar 15 persen," terang pemilik usaha jadah tempe Mbah Carik, Beja Wiryanto, Senin (9/9/2013).

Pedagang jadah tempe saat ini membeli tempe di tengkulak seharga Rp 1.000 per tiga biji. Sebelumnya, tiap satu biji tempe dijual Rp 225. Sedangkan di tingkat konsumen, harga tempe saat ini mencapai Rp 350 per bungkus. Sebelum kenaikan bahan baku, satu paket isi sepuluh biji jadah tempe dijual seharga Rp 12.500 hingga Rp 15.000. Namun kini, setelah harga kedelai naik, harga paket kuliner khas obyek wisata Kaliurang ini menjadi Rp 17.500 hingga Rp 20.000.

Menurutnya, para pedagang menaikkan harga jadah tempe merupakan satu-satu keputusan yang tepat. Mereka enggan menurunkan ukuran atau kualitas rasa produk karena dikhawatirkan pelanggan akan kabur. Sebab kuliner "jadah tempe" sudah menjadi ikon objek wisata Kaliurang.

"Konsumen sudah paham alasan kenaikan harga ini karena bahan baku memang sulit didapat dan mahal," ucapnya.

Dia mengungkapkan, bisnis kuliner "jadah tempe" sudah dijalankan sejak tahun 1938. Namun baru sekitar tahun 1985 dikenal luas oleh masyarakat. Lambat laun warga lereng Merapi mulai mengembangkan usaha tersebut dan akhirnya makanan ini menjadi kuliner khas di Kaliurang.

"Saat ini, ada sekitar 100 warga Kaliurang yang menggantungkan hidup dari berjualan 'jadah tempe' secara keliling, sedangkan yang di kios ada 20-an ," paparnya.

Tiap hari berkeliling, para penjual "jadah tempe" bisa meraup pendapatan kotor sekitar Rp 200.000 sampai Rp 300.000 per hari. Sedangkan penjual yang menetap di kios, penghasilannya bervariasi tergantung banyaknya pengunjung obyek wisata.

Meski harga kedelai belum normal, namun para pedagang "jadah tempe" di Kaliurang tidak ada yang sampai gulung tikar sebab kuliner khas kaliurang ini selalu digemari dan diburu oleh wisatawan sebagai oleh-oleh.

"Pemerintah harus segera melakukan upaya yang riil untuk menstabilkan harga kedelai. Sebab, jika terlalu lama efeknya sangat dirasakan pelaku usaha," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com