"Selama ini siswa SD merupakan pasar yang paling banyak dimanfaatkan para pedagang nakal," kata Kepala Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen BBPOM Yogyakarta Dyah Sulistyorini, Minggu (08/09/2013).
Dyah memaparkan, berdasarkan pengamatan BBPOM makanan yang dijual ke anak-anak Sekolah Dasar (SD) rata-rata mengandung bahan pengawet, pewarna tekstil, pemanis buatan dan penggunaan MSG yang berlebihan. Menurutnya, penjual makanan di sekolah ada yang tidak mengetahui bahwa bahan yang dicampurkan berbahaya bagi kesehatan.
Namun demikian, banyak juga ditemukan pedagang yang nakal, meski sudah tahu namun tetap mencampurkan ke dalam makanan yang dijual kepada anak SD.
"Banyak siswa SD juga yang secara nalar belum memahami soal jajanan berbahaya karena belum pernah mendapat pengarahaan soal itu (jajanan berbahaya)," ucapnya.
Dyah meminta agar sekolah sebaiknya lebih aktif dalam menanggapi persoalan ini. Pihak sekolah dapat menempuh pendekatan secara persuasif dengan penjual makanan keliling yang ada di kawasan sekolahan. Sehingga, para pedagang sadar tidak menjual makanan berbahaya.
Ia mengungkapkan, sebenarnya metode itu sudah diterapkan di beberapa sekolah di DIY. Bahkan, ada juga sekolah yang memberikan kartu merah kepada siswanya yang kedapatan membeli jajan di luar sekolah.
Sebelumnya, sebanyak 27 siswa SD Krajan 1, Sidoluhur, Godean mengalami keracunan usai mengonsumsi permen sitrun pada Kamis (05/09/2013) lalu. Beruntung dengan penanganan yang cepat, tidak ada siswa yang harus dirawat di rumah sakit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.