Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalimat Kasar di Ribuan Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Hanya Dicoret Spidol

Kompas.com - 07/09/2013, 09:52 WIB
Kontributor Garut, Syahrul Munir

Penulis

GARUT, KOMPAS.com — Ribuan buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII SMP di Garut, Jawa Barat, dicoret memakai spidol hitam pada bagian kata atau kalimat yang dianggap kasar. Langkah itu terpaksa diambil lantaran tidak ada kepastian mengenai buku pengganti, sedangkan buku tersebut masih diperlukan sebagai materi pelajaran Bahasa Indonesia.

"Dari diknas keputusannya buku itu (sementara) masih dipakai. Sebagai solusinya, kami bersama guru Bahasa Indonesia dari empat SMP berkumpul di sini kemarin, memutuskan untuk menghapus kata-kata kasar itu dengan spidol," kata Tasman Hidayat, guru Bahasa Indonesia kelas VII SMPN 2 Garut, Sabtu (7/9/2013) pagi.

Menurut Tasman, pencoretan kata-kata kasar pada lampiran cerpen di buku pelajaran Bahasa Indonesia itu akan dilakukan secara bertahap agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar siswa.

"Di SMP 2 ini jumlahnya 320 buku sesuai jumlah siswa. Kita lakukan (pencoretan) secara bertahap per kelas. Sebab buku ini kan masih dipakai ya. Sebetulnya tidak lama kok, hanya tiga baris saja. Setelah itu dikembalikan lagi ke siswa," ucap Tasman.

Disinggung mengenai pernyataan Wamendiknas yang menyarankan agar halaman cerpen yang memuat kata kasar tersebut disobek, Tasman mengaku tidak berani melakukan itu. "Karena apa pun, buku pelajaran itu kan termasuk dokumen negara," kilahnya.

Seperti yang diberitakan, buku pelajaran Bahasa Indonesia dengan lampiran materi cerpen pada halaman 220-225 itu memuat kata-kata kasar dan makian.

Di Garut, buku tersebut mencapai ribuan eksemplar dan tersebar di empat SMP, yakni SMP 1 Garut, SMP 2 Garut, SMP 6 Garut, dan SMP Pangatikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com