Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuesioner "Alat Vital" Dievaluasi agar Tak Lawan Syariat Islam

Kompas.com - 06/09/2013, 10:57 WIB
Kontributor Kompas TV, Raja Umar

Penulis

BANDA ACEH, KOMPAS.com — Program penjaringan data kesehatan siswa didik di sekolah yang belakangan ini mendapat protes dari orangtua murid di Kota Sabang merupakan program rutin Dinas Kesehatan bagi siswa baru di tingkat SLTP dan SLTA sejak tahun 2007 lalu.

Program ini berlaku di seluruh Indonesia untuk pemetaan kesehatan peserta didik, seperti anemia, gangguan mental, ataupun aktivitas fisik siswa. 

Meski demikian, Taqwallah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, dalam siaran persnya pada Kamis kemarin mengatakan, Dinas Kesehatan Kota Sabang akan melakukan evaluasi atas isi dari kuesioner itu agar sejalan dan tak melawan nilai-nilai Syariat Islam.

Pada bagian lain, Taqwallah pun membantah jika di dalam kuesioner itu terdapat pertanyaan soal ukuran kelamin. Dia pun membantah bahwa isian itu bukan penelitian, melainkan penjaringan demi mengetahui derajat kesehatan peserta didik. 

Seperti yang diberitakan, siswa SMP di Kota Sabang dikabarkan harus menyebutkan ukuran kelamin dalam kuesioner tersebut. Hal ini merebak setelah para orangtua murid angkat bicara dan melontarkan protes melalui jejaring sosial. 

Kasus tersebut telah disikapi oleh DPRK, Dinkes, dan Dinas Pendidikan Kota Sabang. Mereka telah menggelar pertemuan dengan wali murid untuk mengklarifikasi permasalahan.

Taqwallah menguraikan, pada Selasa (3/9/2013) lalu, petugas Puskesmas Cot Bau, Sabang, memberikan kuesioner penjaringan informasi kesehatan siswa kepada guru penanggung jawab Usaha Kesehatan Sekolah (USK) SMP 1 Sabang.

Namun, karena guru tersebut sedang mengajar, kuesioner itu dititipkan kepada guru kesiswaan. Bahan itu lalu dibagikan dan dibawa pulang oleh siswa untuk diisi dan dikumpulkan keesokan harinya.

Menurut Taqwallah, pada bagian itulah kesalahan terjadi. Seharusnya kuesioner tidak dibagi dan tidak boleh dibawa pulang karena bersifat rahasia. Sebab, gurulah yang akan mengisi formulir itu berdasarkan hasil wawancara dengan siswa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com