Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miss World, Ajang Eksploitasi dan Diskriminasi Perempuan

Kompas.com - 04/09/2013, 15:31 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com — Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Bengkulu menilai ajang Miss World merupakan bentuk eksploitasi dan diskriminasi yang dibungkus penilaian akademis.

Pandangan ini disampaikan dalam aksi yang mereka gelar di Tugu Simpang Lima, Bengkulu, Rabu (4/9/2013) siang.

"Pemerintah lupa bahwa Indonesia adalah negara yang memegang adat dan budaya ketimuran sehingga kita menjadi bangsa yang disegani serta bermartabat. Kontes ini yang tidak pernah terlepas dari sesi busana bikini dalam sesi wajibnya tentu sangat bertentangan dengan budaya bangsa ini," kata Ketua KAMMI Bengkulu Rahmat Doni.

Alasan itu merupakan sebab utama kontes kecantikan ini mengalami penolakan. Selain itu, cantik dalam ajang ini dipandang dari sudut fisik semata yang digiring dalam tafsir dari tinggi badan yang proporsional, lingkar pinggang, panjang kaki, bahkan sampai ukuran dada.

Kontes ini pun dibungkus dalam bentuk upaya mencari duta sosial dan pendidikan. Dari sini, diskriminasi sangat kentara sebab dengan demikian perempuan yang tidak memiliki standar "Miss World" tidak akan pernah menjadi duta sosial, duta pendidikan, lingkungan, dan sebagainya.

Rahmat juga menilai, peserta hanya dijadikan obyek eksploitasi bisnis oleh para pemodal dan pihak kepentingan lainnya yang bermuara pada bisnis.

Dalam aksinya ini, KAMMI mengeluarkan beberapa pernyataan sikap, di antaranya menolak dengan tegas kontes Miss World di Indonesia, mendesak kepada panitia untuk membatalkan acara tersebut demi terjaganya budaya bangsa.

Mereka pun mendesak panitia untuk menghentikan penyesatan opini mengenai tujuan ajang yang selama ini digembar-gemborkan bahwa acara ini bertujuan untuk mencari duta sosial.

Selain KAMMI Bengkulu, di tempat yang sama, Hizbut Tahrir Indonesia daerah Bengkulu menggelar aksi yang sama. Aksi ini diikuti tidak kurang dari 100 orang aktivis Islam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com