Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangkai Orangutan Tanpa Kepala Disangka Manusia

Kompas.com - 03/09/2013, 12:20 WIB

SAMPIT, KOMPAS.com - Warga Desa Pelangsian, Kecamatan Mentawa Baru, Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah (Kalteng), menemukan bangkai seekor orangutan dalam kondisi yang sudah membusuk dan tanpa kepala.

"Tadi sempat dikira mayat manusia, ternyata setelah diperiksa di kamar mayat, kabarnya itu bangkai orangutan. Tadi warga sempat kaget juga karena awalnya dikira mayat manusia," kata Andi, warga setempat, Selasa (3/9/2013).

Pantauan di kamar mayat RSUD dr Murjani Sampit, bangkai orangutan tersebut sudah membusuk, berbelatung dan mengeluarkan aroma tidak sedap. Orangutan tersebut diantar ke kamar mayat tanpa kepala.

"Kami sudah periksa, memang tidak ada kepalanya. Kondisinya memang sudah membusuk. Itu memang bangkai orangutan, bukan manusia," ujar Kastro, petugas kamar mayat RSUD dr Murjani Sampit.

Komandan Pos Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sampit, Muriansyah memperkirakan, orangutan tersebut berusia remaja, yakni sekitar tujuh tahun. Dilihat dari kondisi bangkai yang sudah membusuk, orangutan tersebut diperkirakan mati sekitar sembilan hari lalu.

Pihaknya baru mengetahui penemuan bangkai orangutan tersebut ketika dikabari warga saat bangkai itu sudah di kamar mayat rumah sakit. Pihaknya belum bisa menyimpulkan masalah ini lebih jauh.

"Kami akan menelusuri ini bekerjasama dengan Polsek Ketapang karena mereka yang mengevakuasi dari lokasi ke rumah sakit. Kami akan menelusuri ke lokasi untuk mengetahuhi apa penyebabnya," ujar Muriansyah.

Muriansyah mengatakan, ada beberapa kemungkinan yang bisa menjadi penyebab sehingga orangutan tersebut ditemukan tanpa ada kepala. "Bisa karena dibunuh, tapi bisa juga kepalanya terlepas di lokasi karena kondisinya kan sudah membusuk. Makanya ini nanti kami telusuri lebih jauh di lapangan," ucapnya.

Muriansyah tidak menampik, tingkat ancaman kepunahan orangutan saat ini makin tinggi. Habitat orangutan kini banyak tergusur dan rusak akibat konversi hutan untuk berbagai kepentingan.

Kontak antara orangutan dengan masyarakat pun tidak jarang terjadi karena orangutan kesulitan mendapatkan makanan setelah habitat mereka rusak. Akibatnya, orangutan mencari makanan hingga ke permukiman penduduk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com