Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengundang Ikan Merapat ke Pelabuhan Ampenan

Kompas.com - 31/08/2013, 22:29 WIB
Kontributor Kompas TV, Abdul Latif Apriaman

Penulis


MATARAM, KOMPAS.com - Matahari betapa teriknya di bekas pelabuhan Ampenan, kota Mataram, Sabtu siang itu (31/8/2013). Dengan menggunakan sampan, sejumlah lelaki berotot menyeret sebuah rumpon yang terbuat dari rumpun pelepah daun kelapa yang tertancap di beton ukuran persegi empat. Sekitar 200 meter dari bibir pantai, rumpon itu dibenamkan. Seorang penyelam lalu mengikatnya pada besi di dasar laut agar tak terseret arus.

Apa yang dilakukan warga yang diinisiasi oleh Forum Pemuda Kampung Melayu Bangsal (FPMB) siang itu adalah upaya untuk mengundang ikan agar mau menepi. "Awalnya sebagian warga mencemooh kami. Mereka menganggap kami kurang kerjaan," kata Arya Widyana, Ketua FPMB mengenang saat-saat pertama kali upaya penanaman rumpon mereka lakukan tahun 2011 silam.

Tapi belakangan setelah dua tahun berjalan, semua berbalik mendukung apa yang dilakukan Widyana dan kawan-kawannya. Sebanyak 17 rumpon yang sudah ditanam sudah mulai membuahkan hasil.

Menurut Widyana, ide menanam rumpon itu berawal dari keprihatinannya melihat kawan-kawan pemuda di kampungnya yang menganggur. Para pemuda yang tinggal di sekitar bekas pelabuhan Ampenan itu selama ini tak bisa berbuat banyak dan memetik hasil dari para wisatawan lokal yang banyak berkunjungm termasuk memancing di sekitar bekas pelabuhan. Maka tergeraklah Widyana dan kawan-kawannya membuat rumpon.

"Idenya sederhana saja. Setelah rumpon itu dilepas, ikan-ikan pasti akan datang menepi. Dengan begitu tak perlu lagi masyarakat sini jauh-jauh menangkap ikan," kata Widyana.

Untuk para pengunjung yang hobi memancing, dibuatlah sebuah rumah apung di sekitar rumpon-rumpon yang ditanam. Mereka yang ingin memancing di rumah apung itu dikenakan biaya Rp 25.000 per orang. "Dari situlah kawan-kawan mendapat tambahan penghasilan," kata Widyana.

Banyaknya ikan di sekitar rumpon yang dibuat pemuda Kampung Bangsal, membuat para pemancing dari berbagai wilayah di pulau Lombok sering datang untuk memancing. Beragam ikan yang dulu tidak bisa dipancing di pinggir laut itu sekarang bisa dengan mudah didapatkan.

Widyana, salah seorang warga setempat yang hobi menyelam dan menombak ikan mengakui, jumlah ikan di sekitar pelabuhan Ampenan meningkat setelah adanya rumpon. "Banyak sekali jenis ikan yang datang setelah adanya rumpon itu. Ada Kerapu, Languan, ikan Serpik dan cumi. Lobster juga sudah mulai banyak," kata Widyana.

Biaya swadaya

Yang menarik dari apa yang dilakukan para pemuda Kampung Bangsal itu adalah mereka membiayai secara swadaya semua keperluan untuk membuat rumpon dan rumah apung. "Semua dananya dari masyarakat. Kawan-kawan yang sudah bekerja menyumbang sebagian penghasilannya untuk membuat rumpon. Tidak ada bantuan pemerintah, kami juga tidak tahu bagaimana meminta bantuan itu," kata Haryanto, wakil ketua FPMB.

Seluruh pekerjaan menanam rumpon juga dilakukan bersama-sama siang itu. Para perempuan mengambil bagian menyediakan konsumsi berupa jajanan dan kopi. Untuk membuat rumpon dan rumah apung, dibutuhkan biaya yang tak sedikit.

"Paling tidak butuh sekitar satu juta untuk satu rumpon. Baru 17 rumpon yang bisa kami tanam. Kalau ada yang mau membantu menymbangkan dana, tentu kami sangat berterima kasih," kata Widyana.

Rumpon terakhir sudah dilepas siang itu. Para lelaki berotot kekar tadi berkumpul di sebuah tenda terpal. Hidangan kopi hangat dan jajanan yang dihidangkan sejumlah ibu-ibu, menghangatkan tubuh mereka yang sudah berendam seharian.

Sebuah kerja sederhana yang luar biasa telah mereka lakukan. Semakin banyak rumpon yang ditanam, tentu akan semakin banyak ikan yang datang dan para pemancing dari berbagai penjuru akan semakin banyak yang bertandang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com