Soekarwo Menang karena Faktor Petahana

LSI berpendapat, kemenangan Karsa lebih disebabkan oleh posisi Karsa sebagai calon petahana sehingga lebih dikenal dan diinginkan para pemilih untuk menjabat kembali.

"Cukup tinggi, tingkat menginginkan kembali petahana untuk menjabat. Dari survei yang kami lakukan, sebelum pemungutan suara, 59,5 persen responden mengaku menginginkan Soekarwo menjadi gubernur lagi untuk periode 2013-2018," pungkas Adjie Alfaraby, peneliti LSI dalam paparan media hasil hitung cepat Pilgub Jatim di kantor LSI di Jakarta, Kamis (29/8/2013).

Dia mengatakan, pemilih Jatim ingin dipimpin kembali oleh Soekarwo karena warga mengaku puas terhadap kinerjanya. Adjie mengungkapkan, hasil survei LSI menunjukkan 73 persen warga Jatim mengaku puas atas apa yang dilakukan Soekarwo sebagai gubernur sejak 2008 lalu.

"Hanya 19,6 persen responden yang mengaku kurang puas atau tidak puas terhadap kinerja Soekarwo," ungkap Adjie.

Faktor lain penyebab keunggulan Soekarwo, papar Adjie, adalah tingkat kepopuleran mereka yang lebih tinggi dibandingkan tiga pasangan calon lainnya. Popularitas Karsa, menurut surveinya, mencapai lebih dari 90 persen.

Khofifah Indar Parawansa yang berpasangan dengan Herman S Sumawiredja memang cukup populer. Namun, popularitasnya tidak berhasil mengungguli Soekarwo. Hanya 75,7 persen respoden yang pernah mendengar namanya.

Seperti diberitakan, hasil hitung cepat Pilgub Jatim oleh LSI menunjukkan pasangan nomor urut 1 Soekarwo-Saifullah Yusuf memperoleh 47,95 suara. Dengan demikian, Pilgub Jatim akan berlangsung satu putaran.

"(Pasangan Karsa) menang satu putaran seperti perkiraan awal," ujar Direktur Eksekutif LSI Denny Januar Ali di sela-sela pemasukan data perhitungan cepat Pilkada Jatim di kantor LSI, Jakarta, Kamis (29/8/2013).

Peringkat ke-2 diduduki Khofifah-Herman dengan 37,76 persen suara, disusul pasangan yang diusung oleh PDI Perjuangan, Bambang DH-Said Abdullah, yang meraih 11,05 persen, dan pasangan Eggi Sudjana-M Sihat (Beres) yang hanya mendapat 2,38 persen suara.