Kepada Kompas.com, Oktovianus mengaku peristiwa itu terjadi saat dia dalam perjalanan pulang dari menghadiri resepsi pernikahan kerabatnya di Nana Rae, Desa Naitimu.
“Tadi malam saya mengikuti pesta di keluarga saya dan sekitar pukul 01.14 Wita dini hari tadi saya pun pamit pulang ke pastoran untk beristirahat. Namun dalam perjalanan pulang atau tepatnya di jembatan Beko, saya dicegat oleh segerombolan pemuda yang sementara menggelar pesta miras. Saya pun berhenti dan menurunkan kaca mobil bermaksud menanyakan alasan saya dicegat,” ungkap Oktovianus.
Oktovianus mengaku mengenali dua pemuda yang mendatanginya. “Saat itu dua orang pemuda yang saya kenal yakni Nando Lopez dan Papi Lopez langsung mematikan dan merampas kunci mobil dan tanpa banyak bicara, saya pun dipukuli oleh keduanya sebanyak tiga kali di bagian kepala hingga mengalami memar dan pusing-pusing,” sambung Oktovianus.
Selain dianiaya, lanjut Romo Oktovianus, dua orang pemuda itu juga memakinya. "Saya dimaki oleh Nando dan Papi. Lalu mereka pukul kepala saya sehingga karena sedikit emosi saya lalu balas pukul satu kali," tutur dia.
Ketika Nando dan Papi memukuli Oktovianus, pemuda-pemuda yang ada di situ diam saja. Nano dan Papi kemudian kabur dan Oktavianus pun kembali pastoran.
Kabar pemukulan itu dengan cepat menyebar ke warga. Mendengar tokoh agamanya dianiaya, ratusan warga mendatangi Gereja Roh Kudus Halilulik. Mereka juga berniat mencari Nando dan Papi. Hingga berita ini diturunkan, ratusan orang masih memadati pastoran gereja tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.