Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Asap, Dua Hari Ini Sekolah Libur

Kompas.com - 28/08/2013, 17:03 WIB

PEKANBARU, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Riau, mengizinkan sekolah-sekolah di Kecamatan Rumbai dan Kecamatan Rumbai Pesisir meliburkan pelajar guna menghindarkan mereka dari bahaya pencemaran kabut asap kebakaran hutan dan lahan.

"Seusai ke lapangan dan berdasarkan hasil pantauan Dinas Kesehatan Provinsi Riau, sekolah-sekolah di dua kecamatan tersebut terpaksa diliburkan karena kondisi asap sangat membahayakan kesehatan," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Zulfadil di Pekanbaru, Rabu (28/8/2013).

Kebijakan itu diambil, karena Dinas Kesehatan Provinsi Riau telah menyatakan kondisi udara di Kota Pekanbaru dalam status berbahaya bagi kesehatan dan yang terparah di dua kecamatan tersebut.

Sebelumnya Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan pada Dinas Kesehatan Provinsi Riau Dewani, mengatakan berdasarkan pantauan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang dipasang di sejumlah  wilayah Pekanbaru mencatat kualitas udara mencapai 300 pollutant standard index (PSI/ISPU).

Di Pekanbaru angkanya sekarang mencapai 300, dan sejak Selasa (27/8/2013) juga sudah seperti itu. "Ini artinya kondisinya sudah berbahaya, kategorinya bendera merah," kata Dewani.

Menurut Zulfadil, liburan sekolah sudah dimulai sejak Selasa pagi. Pelajar sekolah di dua kecamatan itu dipulangkan lebih awal.

"Untuk aktivitas belajar dan mengajar besok atau Kamis (29/8) dan seterusnya tentunya menunggu hasil pantauan Dinas Kesehatan Provinsi riau, berikutnya apa arahannya apakah sekolah lebih baik diliburkan semua atau tidak," katanya.

Di beberapa sekolah Kota Pekanbaru, aktivitas belajar-mengajar masih terus berlangsung antara lain di sekolah dasar di Jalan Pepaya, Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru.

Guru kelas III A, SDN 12 Kota Pekanbaru, Heni mengatakan murid-murid belum diliburkan, begitu pula murid kelas II, IV hingga kelas VI. "Anak-anak masih sekolah seperti biasa yang masuk pagi pulang siang, dan masuk siang pulang sore. Apalagi dari kepala sekolah belum ada perintah kalau anak-anak boleh diliburkan," katanya.

Senada dengan Heni, guru bidang studi agama Islam, Aimun (47), mengatakan selain di Rumbai, sekolah yang diliburkan lebih banyak di daerah kabupaten seperti Palalawan karena berdekatan dengan kawasan perkebunan milik masyarakat.

Kalau kondisi kabut asap masih bisa ditoleransi, katanya, sebaiknya anak-anak tidak perlu diliburkan karena kala berada di rumah justru mereka berkeliaran. "Apalagi bagi  kedua orang tua mereka bekerja tentu saja tidak ada yang bisa mengawasi anak keluar rumah. Kalau di sekolah mereka bisa tetap berada dalam ruangan dan belajar," katanya.

Ia mengakui kabut asap akibat pembakaran lahan dan hutan sudah sering terjadi sejak beberapa belasan tahun terakhir dan sekolah di Kota Pekanbaru jarang diliburkan.  Jika hujan, katanya, kabut dan asap akan menghilang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com