CIANJUR, KOMPAS.com
- Sejumlah pedagang di Pasar Induk Cianjur, Jawa Barat, menduga ada kesengajaan dalam kebakaran pasar yang terjadi pada Selasa (27/8/2013) sekitar pukul 01.30. Dugaan itu terkait rencana pemerintah memindahkan pedagang ke Pasar Pasirhayam. Namun, Pemerintah Kabupaten Cianjur membantah dugaan itu.

Ketua Pedagang Pasar Induk Cianjur Iding mengakui mendengar isu relokasi tersebut. Isu itu semakin menguat setelah kebakaran terjadi. ”Kami menduga kebakaran ini seperti disengaja,” kata Iding.

Menurut dia, ada pedagang yang melihat dua orang menyiramkan cairan ke sebuah meja di sisi utara pasar di lantai dua. Api kemudian mulai berkobar dari area itu. Aktivitas di pasar baru mulai saat kebakaran terjadi. Maman, seorang pedagang, mengaku sedang memasukkan barang dagangan saat api terlihat.

Pemerintah Kabupaten Cianjur, melalui Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Himam Haris, membantah peristiwa kebakaran itu terkait rencana relokasi ke Pasar Pasirhayam. ”Betul-betul tidak ada unsur kesengajaan. Saya sedih melihat pasar ini terbakar,” ujarnya.

Menurut Himam, bangunan Pasar Pasirhayam baru 30 persen dan akan difungsikan pada 2015. Bangunan pasar seluas tiga hektar itu akan menampung pedagang dari beberapa pasar tradisional.

Pasar Induk Cianjur dibangun pada 1997 di lahan seluas 1,8 hektar. Ada 2.465 kios di Pasar Induk Cianjur. Namun, sejumlah kios telah ditinggal pedagang. Kini masih ada sekitar 900 kios.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cianjur Asep Suhara mengatakan, petugas pemadam kebakaran kesulitan menembus kepulan asap di lantai dasar. Pemadaman dilakukan dari sisi tepi luar. ”Banyak bahan mudah terbakar, seperti kain dan gas. Lokasi sumber air untuk pemadaman agak memutar,” kata Asep.

Kepala Polres Cianjur Ajun Komisaris Besar Dedy Kusuma Bakti sedang mengumpulkan keterangan dari 13 saksi. ”Namun, keterangan mereka hanya sebagai pendukung. Setelah api padam, kami baru bisa melakukan olah TKP,” katanya. (HEI)