Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Kedelai Mahal, Perajin Tahu Tempe Cianjur Rugi Rp 100.000 Per Hari

Kompas.com - 28/08/2013, 06:21 WIB
CIANJUR, KOMPAS.com — Sedikitnya 200 perajin tempe yang terdata di Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengaku menombok Rp 100.000 per hari. Sepekan terakhir harga kedelai melejit, tak tertutup harga jual tahu tempe.

Bendahara Kopti Kabupaten Cianjur, Warjani (48), mengatakan saat ini harga kedelai di Cianjur mencapai Rp 9.500 per kilogram. "Dalam seminggu naiknya Rp 2.000 sendiri. Akibatnya, selama terjadi kenaikan itu pula kami para perajin tempe di Kabupaten Cianjur harus merugi setiap harinya," kata dia, Selasa (27/8/2013).

Jika setiap harus harus "tombok" Rp 100.000, kata Warjani, para perajin tahu tempe di Cianjur terancam gulung tikar. Karenanya, dia mendesak pemerintah mengambil langkah untuk mengendalikan harga kedelai.

"Kalau ada perubahan lagi (naik, red), dampaknya berdampak luas, terutama dalam hal produksi. Selain itu kondisi tersebut sangat merugikan para pengusaha tahu tempe. Harga yang saat ini saja, sudah berdampak luas, terutama berpengaruh dalam produksi," kata Warjani.

Untuk mengurangi kerugian, lanjut Warjani, banyak perajin tempe memang mengurangi jumlah produksinya, apalagi tempe kurang laku bila ukurannya yang diperkecil. Karena itu, para perajin lebih memilih mengurangi produksi, bahkan sampai 50 persen, selama tetap bisa berproduksi.

"Kalau harga kedelai masih Rp 7.500, para perajin bisa bernapas karena harga itu masih memberikan keuntungan. Kalau saat ini, banyak pengusaha yang bingung mau menjual dengan harga berapa," kata Warjani.

Bila harga kedelai kembali menggila, Warjani mengatakan tak tertutup kemungkinan para perajin tahu dan tempe akan berhenti produksi. Mereka memberi tenggat waktu sampai 30 Agustus 2013 untuk pemerintah mengambil sikap atas kenaikan harga kedelai ini.

Idealnya, sebut Wardani, harga kedelai saat ini adalah Rp 7.500 per kilogram, sesuai harga yang sebelumnya dipatok pemerintah. "Tempe itu makanan favorit masyarakat Indonesia yang tidak mengenal kelas dan berprotein tinggi," tegas dia.

(cis/dia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com