"Tadi malam, kakak (Armenius) minta saya untuk kasih mati dia punya FB (Facebook). Saya tanya kenapa begitu lagi, Kakak? Dia jawab bilang, saya pemalas karena mereka kasih masuk saya di group SBY dan jadi pengurus di situ. Jadi saya pemalas," tutur Wulang mengenang peristiwa malam terakhir bersama korban, kepada Pos Kupang, di ruang jenazah RSU Prof Dr WZ Johannes, Kupang, Selasa (27/8/2013) siang.
Seusai memenuhi permintaan korban menonaktifkan akun FB miliknya, Wulang kemudian memberitahukan kepada korban kalau FB-nya sudah dinonaktifkan.
Selain itu, Wulang berpesan kepada korban tidak mengaktifkan FB tersebut selama 14 hari ke depan karena kalau dibuka, akun FB-nya akan aktif kembali. Hal itu pun diamini oleh korban.
Wulang mengaku tidak pernah membayangkan, membantu menonaktifkan akun FB milik korban akan menjadi permintaan yang terakhir sebelum korban berpulang. Selain itu, dia baru menyadari ketika Selasa (27/8/2013) siang, mendengar kabar mengenai peristiwa kematian korban di Jembatan Liliba.
"Memang selama ini kakak (korban) itu sudah lama sakit. Kemarin malam sekitar pukul 12.00 malam, dia keluar sendiri. Terus saya kontak berulang kali sampai akhirnya, entah dia rasa bagaimana, lalu pulang. Begitu jam setengah dua malam, dia keluar lagi, tapi saya ketiduran. Jadi, tadi baru saya pikiran kalau dia minta saya kasih mati FB-nya mungkin untuk ini," kisah Umbu Wulang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.