Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedelai Lokal Hilang dari Pasaran

Kompas.com - 27/08/2013, 22:21 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis


PAMEKASAN, KOMPAS.com — Di tengah meroketnya harga kedelai di pasaran, kedelai lokal justru menghilang dari pasaran. Sejumlah pedagang di Pamekasan sudah tidak lagi menyediakan kedelai produksi petani dari beberapa daerah di Indonesia. Yang ada saat ini hanyalah kedelai impor dari Amerika Serikat. Kedelai ini memonopoli pasar di Kabupaten Pamekasan.

Franky, pedagang kedelai di Jalan Stadion, Pamekasan, mengatakan, kedelai lokal sudah lama menghilang di pasaran. Bahkan, sebelum hiruk-pikuk naiknya harga, kedelai lokal sudah jarang ditemukan. Franky mengakui, kedelai impor menjadi satu-satunya pilihan produsen tahu dan tempe.

"Sudah tiga bulan kami tidak mendapat pasokan kedelai lokal. Padahal, peminatnya cukup banyak dan harganya di bawah kedelai impor," kata Franky, Selasa (27/8/2013).

Berdasarkan informasi yang diterima Franky, hilangnya kedelai lokal di pasaran karena anomali cuaca beberapa bulan lalu. Akibatnya, hasil panen kedelai petani lokal kurang bagus dan mudah busuk. Tidak hanya itu, kualitas kedelai lokal separuh dari kedelai impor.

"Biasanya konsumen kedelai belinya separuh-separuh antara kedelai impor dan kedelai lokal. Namun, saat ini semuanya sudah menggunakan kedelai impor," katanya.

Konsumen di Pamekasan terbiasai mencampur kedelai lokal dengan impor untuk bahan pembuatan tahu dan tempe. Hal itu sebagai salah satu trik untuk mendapatkan keuntungan. Sebab, jika kedelai tidak dicampur, keuntungan yang didapat produsen tahu dan tempa sangat minim. Dilihat dari hasilnya, tempe atau tahu dengan bahan campuran kedelai lokal dan impor cukup bagus dan konsumen tidak mengeluh.

"Tanpa mencampur, keuntungan kami sangat minim. Apalagi sekarang dengan naiknya harga kedelai dan hilangnya kedelai lokal, maka 'napas' perusahaan kami semakin terjepit," kata Harpin, pengusaha tahu asal Desa Lancar, Kecamatan Larangan.

Di Pamekasan, harga kedelai impor antara satu distributor dan lainnya tidak sama. Ada yang menjual Rp 9.000 per kilogram dan ada pula yang menjual Rp 8.900 per kilogram. Pada Senin lalu, harga kedelai masih berkisar Rp 8.700 sampai Rp 8.800 per kilogram.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com