Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukuran Tahu Mengecil gara-gara Harga Kedelai Naik

Kompas.com - 27/08/2013, 21:09 WIB
Kontributor Pematangsiantar, Tigor Munthe

Penulis


SIMALUNGUN, KOMPAS.com - Kenaikan harga kedelai membuat pusing para perajin tahu, tak terkecuali para pembuat tahu di Simalungun, Sumatera Utara. Agar bisa terus berproduksi, mereka memilih memperkecil ukuran tahun, tanpa menaikkan harga.

Menurut Misdi, pembuat tahu di Jalan Mawar, Nagori, Pematang Simalungun, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, sejak Lebaran awal Agustus lalu, harga kedelai sudah naik tiga kali. Dari harga awal Rp 7.600, naik menjadi Rp 8.300, naik lagi jadi Rp 8.500, dan kini mencapai Rp 8.900 per kilogram.

"Kenaikan itu sangat mempengaruhi usaha kami, karena kedelai kan bahan utama tahu," kata Misdi, ditemui di rumah yang sekaligus tempat usahanya, Selasa (27/8/2013).

Untuk menyiasati ongkos produksi, Misdi mengaku terpaksa mengurangi ukuran tahu. Dengan begitu dia tidak perlu menaikkan harga. "Kalau harga tetap. Ukuran tahu yang kami perkecil. Itulah cara kami biar bisa bertahan," katanya.

Meskipun ada rasa khawatir tahu produksinya tidak terjual karena berukuran lebih kecil, tetapi dia berharap dengan seringnya pemberitaan di televisi para pembeli bisa memaklumi.

Siasat lain Misdi adalah mengurangi jumlah tahun. Biasanya satu petak sebanyak 14 baris memuat 180 potong tahu, kini dikurangi menjadi 13 baris dengan isi 156 buah tahu. Harga satu petak Rp 25.000. "Gimana lagi, itulah cara kami biar bisa bertahan," kata Misdi.

Misdi kemudian berharap, harga kedelai ini bisa dikendalikan oleh pemerintah agar usaha pembuatan tahu mereka bisa bertahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com