Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedelai Mahal, Bulog Jatim Optimalkan Produk Lokal

Kompas.com - 27/08/2013, 16:15 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis


MALANG, KOMPAS.com - Mengantisipasi melambungnya harga kedelai impor, Bulog Jawa Timur akan mengoptimalkan kedelai lokal yang ada di beberapa daerah di Jawa Timur seperti di Banyuwangi, Jember, dan Sampang.

Wakil Kepala Bulog Divre Jawa Timur Fasika Khaerul Zaman mengatakan, dasar pengelolaan kedelai oleh Bulog berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 26 tahun 2012 tentang tata pengelolaan kedelai yang mengatur soal pengelolaan kedelai lokal dan impor.

"Soal melambungnya harga kedelai, kami memang menunggu instruksi pusat. Tetapi, untuk penyerapan kedelai lokal, akan dimaksimalkan," tegasnya ditemui seusai menghadiri rapat koordinasi tata kelola beras raskin di gudang Bulog Kebonagung Malang, Selasa (27/8/2013).

Penyerapan kedelai lokal, menurut Fasika, sangat penting dilakukan mengingat konsumsi kedelai sebagai bahan baku tempe di wilayah Jatim cukup besar. "Untuk target penyerapan memang tidak ada, kebutuhannya berapa saya juga tidak tahu persis angkanya," akunya.

Hingga saat ini, tambahnya, kedelai lokal yang telah diserap di kawasan Banyuwangi sebanyak 500 kilogram. Hal itu adalah hasil dari panen pertama. "Panen kedua pada Oktober mendatang, dan kita akan beli dari mereka," katanya.

Untuk penyerapan kedelai lokal, kata Fasika, masih cukup sedikit. Alasannya, banyak perajin yang langsung membeli kedelai dari petani. "Ke depannya, Bulog Jatim berharap bisa menyerap 2 ribu ton dari total produksi kedelai di beberapa wilayah di Jatim," katanya.

Sementara itu, Kepala Bulog Subdivre Malang Nina Afrisanti menambahkan, pihaknya juga berharap mampu menyerap 120 ton kedelai lokal di wilayah kerjanya, yakni Malang Raya, Kota Pasuruan dan Kabupaten Pasuruan. "Dalam waktu dekat, kami akan melakukan survei dulu ke wilayah yang punya produksi kedelai lokal. Sejauh ini, baru kami temukan di Pasuruan. Di Malang masih kami cari," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com