Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Siswa Sabung Nyawa Rebutan Angkutan...

Kompas.com - 26/08/2013, 19:04 WIB

LAHAT, KOMPAS.com - Minimnya angkutan pedesaan (angdes) yang melintas di jalur Lahat-Muaraenim, membuat para pelajar harus berebutan saat berangkat dan pulang sekolah. Mereka pun mengabaikan keselamatan, dan terpaksa naik ke atas atap. Sehingga mobil pun kelebihan kapasitas, dan bisa terjadi kecelakaan lalu lintas.

Pantauan Sriwijaya Post, angkutan desa yang melintas di jalan lintas Sumatera (Jalinsum) Lahat-Muaraenim memang sangat sedikit. Bahkan paling lama, angkutan jenis mobil L 300 hanya melintas satu kali dalam setengah jam. Sehingga warga yang ingin bepergian menggunakan media transportasi tersebut, terpaksa harus menunggu lama. Termasuk ratusan pelajar, yang sekolahnya ada di tepi jalan.

Karena tak ingin menunggu lama, bahkan para siswa terpaksa harus berdesak-desakan di dalam angkutan. Mereka bahkan nekat naik ke atas atap mobil, karena khawatir tak kebagian angkutan lain. Sebab dalam waktu bersamaan ada beberapa sekolah, yang jam pulangnya bersamaan. Sehingga mereka harus rebutan, jika tidak ingin menunggu lama.

Akibatnya, satu unit angkutan yang normalnya berisi kurang dari 16 orang, bisa dinaiki lebih dari 30 orang. Sebab mereka tak hanya duduk di bangku yang sudah disediakan, namun juga bergantungan di pintu masuk kap mobil. Bahkan sebagian lagi asyik duduk di atas atap, tanpa mempedulikan keselamatan. Padahal angkutan tersebut sering melaju dengan kecepatan tinggi, untuk mengejar setoran.

Menurut beberapa siswa SMPN 1 Merapi Barat, yang berada di Desa Merapi, Kecamatan Merapi Barat, waktu pulang sekolah bersamaan dengan sekolah lainnya. Sehingga pasti rebutan angdes, agar bisa cepat pulang ke rumah. Bila tidak cekatan mereka bisa ketinggalan, dan harus menunggu lama karena angkutan yang lewat sudah penuh penumpang.

"Duduk di atap sama bergantungan, sudah biasa. Dari pada menunggu lama, angkutannya pasti sudah penuh bila jam pulang sekolah," ujar salah satu siswa, yang langsung naik ke atap saat sebuah angdes berhenti, Senin (26/8/2013).

Kapolres Lahat AKBP Budi Suryanto melalui Kasat Lantas AKP Agung Aditya ketika dikonfirmasi menjelaskan, tindakan para siswa tersebut sangat berbahaya. Sebab keselamatan mereka terancam, karena sangat rawan terjadi kecelakaan. Ia mengimbau kepada para sopir untuk lebih selektif, dan melarang pelajar duduk di atap kendaraan.

"Kami akan lakukan sosialisasi dan pendekatan kepada guru dan sopir angkutan. Sebab tindakan itu sangat berbahaya," ujar AKP Agung Aditya. (mg10)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com