Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Merapi Diminta Tak Buru dan Bunuh Macan

Kompas.com - 22/08/2013, 20:05 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Taman Nasional Gunung Merapi Asep Nia Kurnia menegaskan bahwa macan Tutul adalah satwa yang dilindungi, sehingga diharapkan masyarakat tidak memburu dan membunuh macan Merapi.

"Tidak perlu berpikir macan harus ditangkap dan dibunuh, karena berdasarkan sifatnya jenis satwa macan tutul dapat dikatakan selalu menjauh dari manusia," tegas Asep Nia Kurnia, Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Taman Nasional Gunung Merapi, Kamis (22/8/2013).

Menurut dia yang paling penting untuk diperhatikan adalah bagaimana agar ternak warga Lereng Merapi tidak dimangsa macan tutul. Sebab kebanyakan posisi kandang milik warga jauh dari permukiman dan berada di ladang.

"Macan tutul itu sangat sensitif dengan manusia, jika bertemu akan cenderung menghindar. Bahkan sifatnya lebih menjauh dari keramaian," paparnya.

Agar ternak aman, lanjut Asep, posisi kandang bisa diuubah ke dekat permukiman, atau sebisa mungkin kandang diberi lampu, supaya macan tutul enggan datang mendekat. "Dengar suara gaduh atau mencium bau manusia saja macan sudah menghindar. Jadi cukup digiatkan ronda dan pengawasan kandang," pungkas Asep.

Seperti diberitakan sebelumnya, pada Selasa ( 20/8/2013) empat kambing etawa milik Margoto (45), warga Dusun Kopeng,Kepuharjo Cangkringan Sleman ditemukan mati dengan badan tercabik-cabik.

Dari ciri-ciri luka dan jejak yang ditemukan, warga menduga empat kambing itu mati  akibat serangan macan Merapi yang turun ke ladang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com