Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi PKS Ini Dukung Tes Keperawanan di Sekolah

Kompas.com - 20/08/2013, 10:12 WIB
Kontributor Kendal, Slamet Priyatin

Penulis

KENDAL, KOMPAS.com — Ramainya pemberitaan terkait usulan kebijakan soal tes keperawanan bagi siswi di Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, membuat anggota DPRD Kendal, Jawa Tengah, Budiono, ikut angkat bicara.

Wakil rakyat dari PKS tersebut mengatakan, wacana tersebut perlu diterapkan di Kabupaten Kendal. Pasalnya, disinyalisasi, siswi di Kabupaten Kendal banyak juga yang sudah tidak perawan. Pemicunya adalah banyaknya siswi yang mempunyai telepon seluler canggih dan bisa digunakan untuk mengunduh gambar-gambar mesum.

Di samping itu, kurangnya pengawasan orangtua yang bekerja sebagai TKI di luar negeri pun menjadi pemicu banyaknya siswi di Kendal yang melakukan pergaulan bebas.

"Asal tidak dipublikasikan dan hanya untuk kalangan sendiri, saya kira wacana untuk tes keperawanan siswi bisa dilakukan, seperti kita melakukan tes darah. Kalau yang bersangkutan mengidap penyakit AIDS, hanya petugas dan orang itu yang tahu," kata Budi, Selasa (20/8/2013).

Budi menambahkan, tes keperawanan tersebut harus dipandang sebagai kontrol sosial orangtua kepada anaknya sehingga anak tidak bisa bergaul bebas hingga melakukan seks bebas. "Semuanya bisa hati-hati," jelasnya.

Disdik tak sepakat

Sementara itu, terkait dengan hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal Muryono mengatakan belum perlu untuk melakukan tes keperawanan terhadap siswi. Sebab, dia yakin kalau siswi di Kabupaten Kendal mempunyai akhlak yang baik sehingga mereka tidak melakukan hal-hal di luar batas.

"Semboyan kami menciptakan generasi emas yang cerdas, ber-akhlakul karimah. Kami masih meyakini kalau siswi di Kendal masih berakhlak baik," akunya.

Muryono menjelaskan, untuk mewujudkan siswi yang berakhlak, pihaknya memerintahkan kepada semua kepala sekolah, mulai SD hingga SLTA, agar melaksanakan shalat zuhur berjemaah. Aturan ini sesuai fatwa MUI Kabupaten Kendal.

"Itu salah satu pencegahan siswa-siswi supaya tidak melakukan perbuatan yang di luar batas," cetusnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com