Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Upah, Penjaga Alat Berat Dibacok di Kedai Tuak

Kompas.com - 16/08/2013, 16:27 WIB
Kontributor Pematangsiantar, Tigor Munthe

Penulis


SIMALUNGUN, KOMPAS.com - Lamhot Simanjuntak (38), warga Marihat Raja, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun terkapar di RSUD Dr Djasamen Saragih, Pematangsiantar, akibat dibacok seorang pekerja di PT Toba Pulp Lestari, Kamis (15/8/2013) malam.

Peristiwa pembacokan terjadi di sebuah kedai tuak marga Saragih di Aek Nauli Huta Tonga, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Lamhot yang ditemui di rumah sakit, Jumat (16/8/2013) mengatakan, mulanya dia menghubungi pelaku Erwin Simbolon (42) yang merupakan seorang pengawas alat milik PT TPL melalui telepon seluler meminta upah selama menjaga alat berat.

"Saat itu aku sedang minum tuak di sebuah kedai di Talun Sungkit. Lalu kuhubungi Simbolon meminta upah menjaga alat berat," katanya.

Tak lama kemudian Erwin Simbolon datang ke kedai tuak tempat Lamhot menunggu. Erwin bersama sejumlah temannya lalu mengajak Lamhot keluar dan minum tuak di lokasi kejadian.

Di lokasi ini, Lamhot tidak minum tuak, sementara Erwin dan teman-temannya menenggak minuman keras. Ketika Lamhot kembali meminta upah ke Erwin, saat itulah Erwin yang sudah membawa parang langsung menusuk Lamhot hingga lima kali ke arah perut, kepala dan tangan.

Dalam kondisi terluka, Lamhot kabur dari lokasi menuju kawasan hutan yang ada di Dolok Panribuan. Karena teman-teman pelaku mengejar, Lamhot memutuskan untuk bersembunyi di dalam hutan dan baru keluar Jumat (16/8/2013) pagi.

Setelah menghubungi salah seorang keluarga, Panda Sipayung, Lamhot dibawa ke Puskesmas Dolok Panribuan. Setelah itu keluarga korban kemudian melapor ke Polsek Dolok Panribuan.

Kepala Humas Polres Simalungun AKP Marojahan Aruan membenarkan korban Lamhot Simanjuntak membuat laporan ke Polsek Dolok Panribuan.

"Benar ada kejadian tersebut. Polsek sudah menangani. Saat ini kita masih sedang melakukan pencarian terhadap pelaku," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com