Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Terseret Banjir, Warga Ber-Lebaran di Tenda Pengungsian

Kompas.com - 08/08/2013, 17:09 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com — Lebaran kali ini harus dilalui dengan suasana berbeda oleh Nur Aidah (53). Nenek tiga orang cucu itu terpaksa ber-Lebaran dalam tenda darurat, setelah rumahnya di Kendari, Sulawesi Tenggara, hanyut terseret banjir pada pertengahan Juli lalu.

Nur Aidah tak sendiri. Hal yang sama juga dirasakan oleh 27 kepala keluarga lainnya. Mereka harus mendiami tenda darurat yang didirikan Pemerintah Kota Kendari di bahu jalan dekat Sungai Wanggu, Kelurahan Lepo-Lepo, Kendari.

Suasana haru bercampur sukacita menyelimuti warga yang berdomisili di sekitar Sungai Wanggu saat perayaan Hari Raya Idul Fitri 1434 Hijriah tiba. Di antara mereka terlihat wajah pasrah menerima kenyataan. Tawa dan kegembiraan yang selama ini memancar utamanya di kalangan anak-anak, terlihat sangat berkurang, karena mereka berdiam di tenda-tenda pengungsian.

Nur Aidah mengatakan, tak ada pilihan lain untuk merayakan hari Lebaran bersama keluarganya. "Kalau Lebaran tahun lalu kami rayakan di rumah kami, kalau sekarang hanya bisa merayakan di tenda pengungsian karena rumah kami dibawa arus ketika banjir yang terjadi pertengahan Juli 2013 lalu," kata Nur, Kamis (8/8/2013).

"Dulu kalau Lebaran kita berkumpul terus, tapi kalau Lebaran nanti ini kayaknya air mata saja yang akan keluar, tidak ada kebahagiaan," ujarnya lirih.

Di tempat yang sama, Jumria, salah seorang korban banjir, berharap pemerintah segera melakukan relokasi. Pasalnya, Jumria sangat khawatir dengan kondisi di lokasi pengungsian.

“Saya berharap pemerintah secepatnya membantu pembangunan rumah kami, atau memindahkan kami di lokasi yang tidak rawan banjir. Saya khawatir karena kami tinggal di tenda yang dibangun di dekat jalan raya, cucuku kemarin hampir ditabrak pengendara mobil, kasihan,” tutur Jumria.

Jumria mengaku, hingga kini belum ada pendataan untuk perbaikan rumah korban banjir. “Pak RT sudah pernah janji akan ada pendataan setelah selesai Lebaran. Kami dijanjikan akan dibangun kembali rumah-rumah yang hanyut dan rusak,” kata Jumria.

Saat ini, tambah Jumria, ia bersama korban banjir yang lain mulai kesulitan air bersih. Sebelumnya, pemerintah di tingkat kelurahan telah menyediakan air bersih, tetapi mendekati Lebaran sudah tidak ada lagi.

“Untung ada relawan yang mengantarkan air melalui mobil PDAM Kendari, tetapi kami saling rebutan, Bu,” tandas Jumria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com