Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembalikan Pengungsi Sampang, Pemerintah Renovasi Rumah Warga

Kompas.com - 08/08/2013, 16:42 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah tetap mengupayakan pengungsi Sampang di Sidoarjo, Jawa Timur dapat kembali ke kampung halamannya. Di tengah upaya tersebut, pemerintah juga memperbaiki rumah-rumah pengungsi yang rusak.

“Warga dikembalikan ke asalnya. Kalau memang ada perbaikan rumah akan dilakukan perbaikan, karena sudah lama ditinggal. Yang terbakar tentu harus diperbaiki lagi,” ujar Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi di sela-sela open house perayaan Idul Fitri 2013, Kamis (8/8/2013) di rumah dinasnya di Komplek Widya Chandra, Jakarta Selatan.

Gamawan mengatakan, pemerintah ingin semua warga Sampang hidup berdampingan secara damai. Untuk itu, kata dia, pihaknya secara perlahan berupaya mengembalikan pengungsi yang saat ini tinggal di Sidoarjo. Dia mengatakan, saat ini telah ada tujuh kepala keluarga (KK) yang sudah kembali ke daerahnya. Disampaikannya, 22 KK lagi menyatakan sudah setuju untuk kembali.

“22 KK yang saya dengar prinsipnya sudah setuju kembali, tujuh KK sudah terealisasi, dari 56 KK pengungsi. Mudah-mudahan yang 27 KK itu secara bertahap akan segera terpenuhi,” lanjutnya.

Ia mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memang tidak menetapkan tenggat waktu kapan paling lambat para pengungsi harus pulang. Yang terpenting, tuturnya, agar ke depan, tidak timbul lagi masalah yang memicu konflik sosial antar-kelompok warga. Meski demikian, katanya, pemerintah tetap mengupayakan, agar pemulangan warga itu dapat terselesaikan dengan cepat.

“Presiden bilang tidak usah terburu-buru, tapi harus diupayakan terus menerus, yang paling penting jangan menimbulkan masalah-masalah lagi. Targetnya tidak usah dibuat. Tapi makin cepat kalau itu selesai makin baik,” ujar Gamawan.

Sebelumnya diebritakan, konflik yang terjadi Sampang, Madura diduga berawal dari konflik internal keluarga antara pimpinan Islam Syiah Tajul Muluk dengan saudaranya Rois Al Hukama. Pada Agustus 2012, perkampungan pengikut aliran Islam Syiah di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben dan Desa Bluran, Kecamatan Karangpenang diserang kelompok bersenjata dan menyebabkan satu orang tewas, serta enam orang lainnya luka-luka.

Sebanyak 47 unit rumah milik penganut aliran Islam ini juga dibakar, termasuk madrasah dan mushala penganut aliran Islam Syiah. Penyerangan yang terjadi pada Agustus 2012 itu merupakan yang kedua setelah pada Desember 2011, pengikut Tajul Muluk ini juga pernah diserang, dan sekitar 300 kepala keluarga terpaksa mengungsi.

Juni 2013, para pengungsi korban tragedi kemanusiaan di Sampang itu akhirnya terpaksa dipindah dengan alasan keamanan dan kehidupan yang lebih layak di lokasi pengungsian, yakni di rumah susun Pospa Agro Sidoarjo.

Jumlah warga Syiah yang ikut mengungsi ketika itu sebanyak 64 kepala keluarga (KK) yang terdiri atas 224 jiwa, 20 balita, 103 anak-anak usia sekolah, 90 orang usia dewasa, dan 9 orang lansia yakni diatas 60 tahun.

Pemerintah Kabupaten Sampang ketika itu menyatakan, pemindahan warga Syiah ke Sidoarjo itu hanya sementara, dan pada akhirnya warga Syiah tragedi kemanusiaan itu akan dikembalikan ke kampung halamannya di Desa Karanggaram, Kecamatan Omben dan Desa Bluuran, Kecamatan Karangpenang, Sampang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com