Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masjid Agung Baiturrahim, Peninggalan Kerajaan Sran Eman Muun

Kompas.com - 07/08/2013, 21:16 WIB
Kontributor Kompas TV, Alfian Kartono

Penulis

KAIMANA, KOMPAS.com – Tak banyak yang tersisa dari Kerajaan Sran Eman Muun, Kerajaan Islam di Kaimana, yang berawal dari Borombouw di Pulau Adi yang terletak di Laut Arafuru.

Umar Sabuku, Mangkubumi Kaimana mewakili Abdul Hakim Ahmad Aituarauw Raja Sran Kaimana VIII mengatakan, saat ini tak ada yang tersisa dari peninggalan Kerajaan Sran selain Masjid Agung Baitul Rahim beserta kompleks kuburan keluarga kerajaan Sran.

“Semua peninggalan seperti istana dan benteng, dihancurkan oleh bangsa barat pada perang berkepanjangan. Yang tersisa adalah masjid di Kampung Sran dan saat ini sudah lima kali dipugar,” ungkap Umar.

Di dalam bangunan masjid megah yang terletak di Kampung Sran, tak jauh dari Pelabuhan Kaimana, terdapat sebuah singasana raja. “Raja Kaimana identik dengan Islam, sehingga masjid menjadi simbol kerajaan. Raja mengangkat imam, raja menjadi khatib, dan raja juga menjadi imam karena pada waktu itu merupakan awal perkembangan Islam, belum semua penduduk menganut agama Islam,” lanjut Umar.

Menurut Umar, sejak perpindahan pusat kerajaan ke Kaimana awal abad XIX, Kerajaan Sran mendatangkan Alhamid, warga keturunan Arab dari Maluku untuk menjadi imam raja di Kaimana.

Kebijakan ini diambil karena pada saat itu belum ada warga setempat yang siap menjadi imam.

Mengumpulkan Sisa Kerajaan Sran

Menurut Umar, meski saat ini hanya sebagai simbol budaya namun pihak keluarga kerajaan masih berupaya untuk mengumpulkan kembali sisa-sisa peninggalan Kerajaan Sran Kaimana.

“Kami sudah menemukan beberapa peninggalan di Kerajaan Gowa, Sulawesi Selatan karena dulu sempat terjalin kerjasama dan terikat dengan pernikahan keluarga kerajaan. Namun karena belum ada tempat yang memadai seperti museum sehingga saat ini belum direalisasikan,” ungkap Umar.

Umar berharap Pemerintah, bisa memberikan perhatian, karena kerajaan ini menjadi peletak dasar kebudayaan dan tatanan kemasyarakatan yang berkembang saat.

Saat ini, sangat sulit untuk menemukan sisa-sisa peninggalan kerajaan Islam yang pernah berkembang di wilayah Kabupaten Kaimana, Propinsi Papua Barat.

Menurut Mohamad Lakotani, Ketua Nahdatul Ulama Kabupaten Kaimana, banyaknya dana sosial yang disediakan bagi masyarakat membuat warga berlomba-lomba untuk merombak masjid. Akibatnya, bentuk asli dari masjid yang seharusnya dipertahankan, berubah total menjadi tampilan masjid modern.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com