Pasalnya, mereka harus menempuh perjalanan berjam-jam, bahkan hingga bermalam di jalan demi membeli berbagai kebutuhan Lebaran, seperti beras, ayam, aneka kue, dan pakaian Lebaran.
Keterbatasan sarana transportasi antardesa menjadi kendala bagi warga di desa terpencil. Mereka pun harus menggunakan alat transportasi apa pun demi bisa mencapai lokasi pasar, mulai dari dokar, mobil bak terbuka, atau angkutan umum jika beruntung.
Agar tidak terlambat tiba di pasar, sejumlah warga sudah harus meninggalkan desanya dengan berjalan kaki puluhan kilometer sebelum bisa naik angkutan umum ke kota. Mereka berangkat sejak hari minggu kemarin.
Wahidah, ibu rumah tangga asal Desa Kaluku, salah satu desa terpencil di Pinrang, mengaku telah meninggalkan rumah sejak Minggu (4/8/2013) kemarin. Alasannya ialah agar dia bisa belanja kebutuhan persiapan Lebaran seperti ayam, ikan, beras, bumbu dapur, dan kue-kue Lebaran, pagi-pagi sekali.
"Sekarang belanja kebutuhan Lebaran lebih awal soalnya besok sudah tak ada hari pasar yang ramai seperti hari ini," ujar Wahidah.
Demikian juga pengakuan, Hamzah, warga desa terpencil lainnya. Demi mengejar pasar yang hanya buka hingga pukul 14.00, dia harus berangkat lebih cepat dari kampungnya. "Harus tinggalkan rumah subuh hari agar bisa sampai di pasar pagi hari," ujar Hamzah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.