Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Ada yang Jual Daging "Gelonggongan" di Kendal

Kompas.com - 05/08/2013, 10:02 WIB
Kontributor Kendal, Slamet Priyatin

Penulis

KENDAL, KOMPAS.com - Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Kendal, Jawa Tengah menggelar operasi daging "gelonggongan" di pasar Boja dan Kendal, Senin (5/8) pagi. Dalam operasi itu, petugas menemukan sekitar 10 kilogram daging gelonggongan dari Boyolali, yang dijual oleh Komariah di pasar Kendal.

Menurut Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Kendal, Sri Purwati, meskipun telah menemukan adanya daging "gelonggongan" yang dijual oleh pedagang, namun pihaknya tidak melakukan penyitaan. Pihaknya hanya memberi peringatan kepada pedagang tersebut agar tidak menjual kembali daging serupa. Apabila nanti diketahui kembali menjual daging gelonggongan, maka petugas akan menyitanya.

“Kami hanya memberinya peringatan supaya tidak kembali menjual daging gelonggongan. Kalau kemudian hari diketahui dia menjual daging gelonggongan, maka kami akan menyitanya,” kata Purwati.

Purwati menjelaskan, beberapa hari lalu, pihaknya juga telah melakukan operasi daging gelonggongan. Saat itu, dirinya menemukan daging gelonggongan dijual di pasar Boja.

“Tapi tadi saya kembali memeriksa daging milik pedagang yang dulu menjual daging gelonggongan. Ternyata sekarang dia sudah tidak menjual daging gelonggongan lagi,” akunya.

Purwati menambahkan, menjelang Lebaran ini banyak pedagang daging dadakan. Mereka memanfaatkan momen Lebaran mencari keuntungan.

Seperti yang dilakukan Komariah. Karena pedagang itu belum berpengalaman berjualan daging, sehingga ia tidak mengetahui kualitas daging yang dijualnya itu.

“Penjual daging menjelang Lebaran ini banyak. Berdasarkan data kami, jumlah daging yang dijual di Kabupaten Kendal, meningkat dari 3 ton menjadi 6 ton per hari,” jelasnya.

Dari pantauan Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Kendal, harga daging menjelang Lebaran ini naik sekitar 10-15 ribu per kilogram, dari Rp 80.000 per kilogram, menjadi Rp 90.000 sampai Rp 95.000 per kilogram.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com