Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR: Kecelakaan di Pantura, "Enough Is Enough"

Kompas.com - 04/08/2013, 09:16 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Priyo Budi Santoso mengingatkan agar seluruh aparat benar-benar bersiaga di sepanjang jalur mudik, terutama di sejumlah titik rawan kecelakaan di kawasan Pantai Utara Jawa.

Menurut Priyo, banyaknya kecelakaan di Pantura selama arus mudik memerlukan perhatian khusus dari pemangku kepentingan.

“Tahun ini harusnya untuk membenahi semua, sehingga suasana mudik yang nyaman, jalannya diperbaiki. Yang utama jalur Pantura. Ini semacam tragedi tahunan yang seharusnya tidak terjadi lagi, enough is enough,” ucap Priyo di Jakarta, Sabtu (3/8/2013).

Priyo mengatakan, kalau sampai pada masa mudik angka kecelakaan tetap saja tinggi, maka ada yang salah dalam pengelolaan infrastruktur jalan, seperti jalan berlubang, tidak rata, atau bahkan berpasir.

“Negara harus turun tangan kalau sudah berulang, ada sesuatu yang salah,” ucap politisi Partai Golkar.

Selain itu, Priyo juga meminta aparat kepolisian untuk selalu memberikan sistem pengamanan baik rambu hingga tanda jalan untuk menuntun para pemudik.

"Untuk mengurangi itu (kecelakaan, red), saya kira dari kepolisan, pemerintah pusat sampai pemerintah daerah harus ikut digerakkan secara simultan untuk lakukan itu semua," kata Priyo.

Setidaknya ada 24 titik rawan kecelakaan di sepanjang jalur Pantura yang dicatat Polda Metro Jawa Barat. Titik rawan di jalur Pantura adalah di antaranya Jalan Johar KM 75, Jalan Tuparev KM 71 - 73 dan Pertigaan RMK (Jalan Ahmad Yani) KM 71 Karawang, Karanganyar, Jalan Jangga, Kiajaran dan Desa Limpas Indramayu.

Kemudian Jalan Kalijaga dan Simpang Jalan Ahmad Yani Kota Cirebon, Srengseng Patokbeusi, Mundu Sari Pamanukan Subang, Susukan, Beber, Plumbon dan Pangenan Kabupaten Cirebon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com