Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 14 Pelintasan KA Tak Berpalang Pintu di Kendal

Kompas.com - 01/08/2013, 18:33 WIB
Kontributor Kendal, Slamet Priyatin

Penulis


KENDAL, KOMPAS.com — Sebanyak 14 perlintasan kereta api di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, tidak berpalang pintu. Kondisi ini membahayakan bagi pengguna jalan, terutama sekali pemudik yang belum hafal betul jalan desa.

Karena itu, Dinas Perhubungan Kendal pun menempatkan penjaga pada perlintasan-perlintasan tersebut. Mereka berjaga selama 24 jam penuh sejak H-7 hingga H+7 Lebaran.

Hal itu dikatakan oleh Kepala Dinas Perhubungan Kendal Subarso seusai meninjau perlintasan kereta tak berpalang pintu, Kamis (1/8/2013). Subarso menjelaskan, di Kabupaten Kendal ada 24 lintasan besar kereta api. Namun hanya 10 di antaranya sudah berpalang pintu.

"Kalau lintasan kecil yang dibuat oleh warga sekitar rel kereta api, cukup banyak. Lintasan itu digunakan untuk pengguna jalan kaki dan tidak digunakan untuk lewat mobil," kata Subarso.

Subarso menambahkan, pembangunan rel ganda juga membahayakan pengguna jalan. Pasalnya, dengan adanya rel ganda, otomatis jarak jalan yang digunakan untuk menyeberang oleh masyarakat semakin panjang.

Untuk itu, Subarso meminta PT KAI membuatkan palang pintu di perlintasan yang tak berpalang. "Yang lewat di lintasan KA tak berpalang itu kan juga mobil dan sepeda motor. Di antaranya lintasan KA yang ada di Srogo-Brangsong, Kendal," ucap Subarso.

Sunari (45), warga Srogo, Patebon, mengatakan, lintasan kereta api tak berpalang pintu sangat membahayakan. Meskipun sudah dijaga oleh seseorang, kadang masih terjadi kecelakaan.

"Mungkin karena tidak berpalang dan hanya tanda bendera merah dari penjaga lintasan sehingga banyak pengguna jalan yang belum tahu, dan terjadilah kecelakaan," kata Sunari.

Dia berharap PT KAI atau pemerintah daerah segera memberi palang pintu di perlintasan KA tersebut. Terlebih lagi, Srogo adalah jalan utama yang menghubungkan antara Pasar Srogo dan Jalan Raya Brangsong.

Banyak warga yang melewatinya, termasuk anak-anak sekolah atau para petani yang mengangkut hasil taninya menggunakan mobil. "Pernah ada juga anak sekolah tertabrak kereta api di situ, saat mau menyeberang," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com