Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati: Rusunawa Rp 29 M Belum Diminati Warga Kolaka

Kompas.com - 01/08/2013, 15:08 WIB
Kontributor Kolaka, Suparman Sultan

Penulis


KOLAKA, KOMPAS.com — Pelaksana tugas Bupati Kolaka, Sulawesi Tenggara, Amir Sahaka mengatakan hingga saat ini rumah susun sederhana (rusunawa) belum memiliki fasilitas lengkap, sebab masih kurang peminat.

“Jadi memang ada beberapa kendalanya itu, antara lain pemerintah sudah mengumumkan ke beberapa pihak yang berminat, tapi sampai hari ini saja pendaftarnya 10 saja tidak cukup," kata Amir, kepada Kompas.com, Kamis (1/8/2013).

Disebutkan pula bahwa banyak warga yang berminat tinggal di rusunawa membatalkan niat karena fasilitasnya tidak memadai, salah satunya adalah sarana air bersih.

"Kemudian hal yang lain juga adalah (karena) belum banyaknya peminat di situ, jadi kalau semua fasilitas kita adakan di sana akan menjadi beban juga. Tapi Insya Allah, kalau sudah banyak peminat akan kami lengkapi semua fasilitasnya,” ucap Amir Sahaka, Kamis (1/8/2013).

Amir menambahkan, bila ada sarana air bersih sementara rusunawa itu tidak berpenghuni, dikhawatirkan ada pihak-pihak lain yang memanfaatkannya.

“Listrik sudah ada, tinggal sarana air bersih. Kalau itu kita adakan konsekuensinya akan digunakan pihak-pihak lain. Ini yang kami tidak inginkan. Terkait masalah air bersih, Pemda akan melakukan pendekatan pada PDAM untuk suplai air bersih asalkan ada pengguna yang jelas dirusunawa. Tapi saat ini kita masih melihat yang mana prioritas,” tambahnya.

Amir Sahaka juga mengaskan sebenarnya masyarakat Kolaka belum mengetahui secara pasti manfaat rusunawa, maka dari itu peminatnya masih kurang.

“Kalau masyarakat mengetahui dan merasakan manfaatnya, maka akan berbondong-bondong tinggal di tempat tersebut. Tapi hal itu akan terus kita upayakan selagi masih bisa,” tegasnya.

Dana pembangunan rusunawa itu bersumber dari APBN 2009 melalui Kementerian Pekerjaan Umum sebesar Rp 29 miliar. Ada juga gelontoran dana sebesar Rp 700 juta dari APBD.

Namun, ironis bangunan yang terletak di pusat kota itu sudah mulai rusak dan tidak diminati lagi. DPRD setempat pun menuding ini adalah upaya menghabiskan anggaran negara dan daerah tanpa pelaksanaan yang matang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com