Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungsi Ambon Belum Dapat Bantuan Tanggap Darurat

Kompas.com - 01/08/2013, 06:36 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com — Hingga hari kedua setelah terjangan banjir dan tanah longsor di Kota Ambon, Maluku, bantuan tanggap darurat pemerintah belum sampai ke ribuan pengungsi. Lebih dari 7.000 pengungsi korban banjir di Ambon saat ini menempati 15 lokasi pengungsian yang ada di Kota Ambon.

Beberapa lokasi pengungsian tersebut adalah Gedung Serbaguna PLN di Batu Gaja dan gedung milik PT Telkom di kawasan Talake. Konsentrasi pengungsi juga terlihat di SD 63 Kelurahan Amantelu, Hative Besar, Hative Kecil, Jalan Baru, Passo.

Pantauan Kompas.com, Rabu (31/7/2013), di sejumlah lokasi pengungsian, dua hari pascabanjir, kondisi para pengungsi terlihat memprihatinkan. Belum ada bantuan bahan makanan, selimut, maupun obat-obatan untuk mereka.

Saat ini, kebutuhan makan para pengungsi dipenuhi dari belas kasihan warga yang tak menjadi korban banjir. Ketua RT 02 RW 02 Kelurahan Amantelu, Kecamatan Sirimau, Samsul Alwi, yang juga ikut mengungsi, mengatakan, para pengungsi mengeluhkan belum adanya bantuan datang.
"Kami juga heran, mengapa belum juga ada bantuan tanggap darurat dari pemerintah. Padahal, rumah–rumah kami hancur, seluruh barang hanyut," kata Alwi kepada Kompas.com, Rabu malam.

Pengungsi lain, Halija Rumodar, mengatakan, sejak banjir melanda Ambon, hingga kini dia sama sekali belum mendapatkan bantuan. Kalaupun ada bantuan yang sudah datang, hanya berupa nasi bungkus untuk makan sahur. Kebutuhan lain dipenuhi sendiri oleh para pengungsi.

Janda beranak empat ini mengaku belum bisa pulang karena rumahnya masih terendam lumpur 1 meter. "Barang–barang kami hanyut, tidak ada kompor, tidak ada selimut. Kami juga belum berani kembali karena lumpur masih merendam rumah kita," ujar Halija.

Markus Kristian, pengungsi di Batu Gajah, membandingkan pada saat banjir menerjang wilayah ini pada 2012, bantuan sudah langsung berdatangan. Namun, pada banjir kali ini, ujar dia, bantuan tanggap darurat dari pemerintah pun belum sampai.

"Kalau seperti ini, pengungsi bisa mati kelaparan, ibu–ibu mau masak apa? Semuanya sudah rusak dan hanyut, tidak ada beras dan mi yang diberikan pemerintah, tidak ada selimut, air bersih juga tidak ada," beber Martin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com