Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencarian Korban Kasus Penggandaan Uang Pakai Anjing Pelacak

Kompas.com - 30/07/2013, 19:45 WIB
Kontributor Semarang, Puji Utami

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com — Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Irjen Dwi Priyatno mengatakan, kasus penggandaan uang yang menewaskan tiga korban, tersangka, dan seorang penyidik kepolisian akan terus diusut hingga tuntas.

Saat ini, pihak kepolisian terus melakukan pencarian terhadap korban lain praktik perdukunan itu. Berdasarkan laporan, hingga saat ini belum ditemukan korban lain di kebun penemuan tiga jenazah.

Pencarian ini juga masih akan dilakukan hingga satu minggu ke depan dengan menggunakan anjing pelacak karena diduga masih ada korban lain.

"Kami tetap melakukan penyelidikan untuk mengintensifkan pemeriksaan saksi-saksi untuk tersangka lain," ujarnya saat ditemui di Markas Kepolisian Daerah Jawa Tengah, Selasa (30/7/2013).  

Sementara itu, dari tiga jenazah yang ditemukan, dua korban belum diketahui identitasnya. Adapun satu korban, yakni Yulanda Rifan, merupakan anak dari Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Barda Nawawi Arief.

Ketiga korban ini diduga telah menjadi korban pembunuhan dan penipuan penggandaan uang yang dilakukan oleh tersangka Munjaroh. Namun, tersangka Munjaroh sendiri tewas bersama anggota Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah Ajun Komisaris Yahya R Lihu, setelah keduanya masuk jurang di lereng Gunung Sumbing pada Kamis (25/7/2013) lalu.

Dwi Priyatno mengatakan, kejahatan ini jelas bermotif ekonomi dengan modus penggandaan uang. "Caranya dengan ritual dan menggandakan uang di baskom, sebelumnya diperlihatkan hasil semisal Rp 10 juta menjadi Rp 100 juta. Hal itu dilakukan dengan mata tertutup dan saat itulah diduga korban dianiaya hingga tewas," ujarnya.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jateng Kombes Purwadi Arianto mengatakan, dalam penyelidikan memang ditemukan banyak kendala karena tersangka utama sudah tewas.

Sementara itu, pemeriksaan untuk tersangka lain sangat minim bukti. Meski begitu, pihaknya tetap akan melakukan berbagai upaya. Hingga saat ini sudah ada lima orang yang diperiksa sebagai saksi.   

Menurutnya, yang terpenting saat ini adalah menguak identitas kedua korban yang belum diketahui, serta mengungkap kejahatannya dan korban lain jika masih ada.

"Jika ada masyarakat yang kehilangan anggota keluarga dan diduga ikut ritual semacam ini, maka bisa melapor ke polisi atau menghubungi nomor 024-844709. Informasi ini tentu sangat penting untuk mengungkap kejahatan itu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com