Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mabes Bantah ada Penggunaan Senjata Tajam dalam Penyerangan di Polda Jateng

Kompas.com - 25/07/2013, 15:47 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mabes Polri menyangkal terdapat penggunaan senjata tajam dalam insiden penyerangan terhadap markas Dit Sabhara Polda Jawa Tengah yang terletak di Jalan RM Hadi Subeno, Mijen, Semarang, oleh anggota Brimob Polda Jawa Tengah.

“Tidak ada penggunaan sajam, mereka datang melakukan pemukulan,” kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Ronny Franky Sompie, saat memberikan keterangan di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (25/7/2013).

Sementara itu, saat disinggung terkait luka yang diderita oleh sejumlah anggota Brimob dan Sabhara, Ronny mengungkapkan, kemungkinan besar luka tersebut diakibatkan pecahan kaca yang terdapat di sekitar lokasi pertikaian.

“Itu akibat pecahan beling. Bukan samurai,” katanya singkat.

Sebelumnya, dua buah samurai yang diduga milik anggota Brimob yang bermarkas di Srondol, Banyumanik, Semarang, tertinggal di Markas Dit Sabhara Polda Jateng setelah sekitar 50 anggota Brimob itu menyerang Markas Sabhara di Mijen, Semarang, Kamis (25/7/2013) dini hari.

"Samurai itu sudah dibawa petugas Propam. Saat penyerangan, sebagian anggota Brimob membawa senjata tajam, kebanyakan samurai," kata seorang anggota Sabhara.

Kapolda Jateng Irjen (Pol) Dwi Priyatno telah memerintahkan Divisi Propam Polda Jateng untuk menyelidiki dan menindak oknum yang bersalah pada insiden bentrokan itu.

"Saya sudah apelkan, baik Sabhara maupun Brimob. Saya perintahkan bagian Propam untuk cari barang bukti kemudian diproses," kata Kapolda.

Priyatno sebelumnya mengatakan, ada sejumlah anggota polisi yang terluka dalam peristiwa itu.

"Luka lecet-lecet kena pukulan, ada yang kena kursi," kata dia.

Bentrokan itu diduga telah dipicu oleh pesan di BlackBerry Messenger (BBM). "Pemicunya ada pesan BBM yang diduga menghina satuan Brimob. Nah, maksud kedatangan anggota Brimob ke Markas Sabhara itu sebenarnya untuk menanyakan isi BBM tersebut," kata Priyatno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com