Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggerebekan Teroris di Tulungagung Dikira Perampokan

Kompas.com - 22/07/2013, 20:51 WIB
Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim

Penulis

TULUNGAGUNG, KOMPAS.com - Penyergapan terduga teroris di Tulungagung, Jawa Timur, yang dilakukan oleh tim Detasemen Khusus  88, Senin (22/7/2013), berlangsung singkat.  Bahkan sempat dianggap aksi perampokan.

Salah seorang saksi mata, Nono, mengatakan, rombongan polisi datang dengan menggunakan mobil minibus dan langsung masuk  ke dalam warung makan milik Mimin yang terletak di pinggir jalan itu. Para petugas saat itu tidak ada yang mengenakan seragam.

"Pakaian preman. Bahkan ada yang pake celana pendek,“ kata pria yang mengaku berada pada jarak satu rumah dari lokasi penyergapan saat penyergapan itu belangsung, kepada Kompas.com.

Dalam penyergapan itu, terdengar beberapa kali suara letusan senjata api yang diawali dengan peringatan  larangan bergerak.  Terdengar pula suara teriakan.  Sehingga situasi menurutnya begitu mencekam

Apalagi, ia menambahkan, saat melihat beberapa orang berlari semburat keluar dari dalam warung. Mereka berlarian menyeberang jalan raya jalur Trenggalek-Surabaya yang berada tepat di depan warung.

Tak berselang lama, ia menambahkan, terlihat petugas menyeret dua tubuh yang berlumuran darah ke ke dalam kendaraan. Dua tubuh itu diseret bergantian. "Pokoknya tadi rame banget. Awalnya gak tahu kalau mereka itu polisi yang sedang menangkap teroris,“ imbuhnya.

Meskipun suasananya gaduh, Nono menambahkan, penyergapan itu berlangsung cepat. Hanya  berlangsung dalam hitungan menit.  ‘Mulainya kan sekitar jam sembilan kurang seperempat, tapi jam sembilan lebih sepuluh sudah selesai semua, langsung sepi,“ tuturnya.

Pantauan di lokasi penyergapan, warung makan milik Nyonya  Mimin itu lokasinya tepat di samping simpang empat lampu merah Kedungwaru, tepatnya di depan rumah kosong. Posisinya dengan jalan raya hanya terpisahkan oleh trotoar.

Bangunan warung cukup sederhana.  Hanya terdiri dari beberapa tiang bambu kecil yang diberi atap asbes dan sedikit genting.  Dindingnya juga ala kadarnya, karena hanya  memanfaatkan  plastik bekas spanduk. Spanduk itupun hanya diletakkan pada bagian depannya saja sehingga tampak terbuka pada bagian samping lainnya.

Setelah  peristiwa itu, warung makan langsung tutup. Hal itu terlihat dari tidak adanya aktivitas apapun. Beberapa meja terlihat ditumpuk menjadi satu.  Lantai yang terbuat dari ubin keramik putih, kini menjadi bersih mengkilat.  Genangan air masih terlihat pada beberapa titik sekitar warung.

"Tadi juga sempat diberi garis polisi, lalu ada olah TKP. Kalau air itu, bekas digunakan menyiram darah,“ kata warga lainnya menerangkan keberadaan air. 

Sebelumnya diberitakan, Densus 88 menyergap empat teroris di Tulungagung sekitar pukul  08.45 pagi tadi. Dua teroris tewas di tempat dan dua lainnya terluka pada bagian kaki.  Dua tewas adalah Dayah dan Reza yang berasal dari Medan, sedangkan korban luka adalah Mugi Hartanto dan Sapari yang sempat mencoba melarikan diri.

Informasi yang dihimpun, Sapari merupakan warga Desa Penjor, Kecamatan Pagerwojo yang menjabat sebagai staf Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Desa Penjor, sedangkan Mugi Hartanto adalah warga Desa Gambiran, Kecamatan Pagerwojo yang bekerja sebagai guru honorer. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com