Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Triliun Dana Kredit Rakyat Mengendap di Bank BUMN

Kompas.com - 20/07/2013, 21:13 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis


PAMEKASAN, KOMPAS.com - Dana sebesar Rp 10 triliun lebih yang tertanam di beberapa bank pemerintah di bawah naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak tersalurkan alias mengendap. Dana tersebut untuk perkreditan usaha mikro bagi peternak di Indonesia.

Tidak tersalurkannya dana besar itu disampaikan langsung Menteri BUMN Dahlan Iskan saat mengunjungi Pamekasan, Sabtu (20/7/2013). Padahal, kata Dahlan, dana tersebut berpeluang besar untuk bisa dimanfaatkan oleh peternak sapi.

Menurut Dahlan, suku bunga kredit itu sangat kecil. Namun kenyataannya banyak peternak sapi di Indonesia, lebih-lebih di Madura, enggan untuk memanfaatkannya.

Persoalannya, kata mantan Dirut PLN ini, perbankan tidak bersedia menanggung risiko karena peternak tidak punya anggunan.

"Setelah saya tanya ke masing-masing bank, ternyata peternak tidak punya jaminan untuk mengambil kredit," ungkap Dahlan.

Persoalan itu kemudian membuat Dahlan mencari cara bagaimana dana tersebut bisa digunakan. Apalagi saat ini di Indonesia sedang mengalami defisit daging sapi. Sehingga persoalan itu menjadi peluang agar peternak sapi di Indonesia bisa memanfaatkannya dan Indonesia tidak kekurangan sapi.

"Upaya saya nanti kepada pihak bank bahwa yang akan jadi jaminan adalah BUMN meskipun bank itu adalah milik sendiri. Tetapi teknisnya di lapangan bisa diatur seperti apa pemanfaatannya," ungkap Dahlan.

Teknis yang dimaksud Dahlan, yakni setiap peternak akan diminta untuk memelihara sapi. Masing-masing peternak bisa memelihara 30 ekor sapi yang ditempatkan dalam satu kandang hingga mencapai 300 ekor sapi.

Sebagai kompensasinya, peternak sapi dibayar setiap bulan antara Rp 2 juta sampai Rp 3 juta. Sementara pembayaran kreditnya akan diambilkan dari penjualan sapi tersebut.

"Ini perlu dicoba dan dihitung. Jika cocok bisa diterapkan di Madura, sehingga orang Madura yang ahli memelihara sapi, tidak perlu menjadi TKI karena mengejar gaji yang besar di luar negeri," ujarnya.

Upaya itu terang pria yang pernah cangkok hati ini, dalam rangka menekan jumlah kemiskinan di Madura khususnya.

"Apa salahnya kita berkorban untuk orang miskin. Tetapi harapan kita bukan untuk gagal tetapi harus sukses," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com