“Sodara harus pulang, cari pekerjaan yang lebih baik. Mungkin bisa dengan bantu orangtua bertani, atau bantu membuka toko,” tutur Kapolsek Kediri Kota AKP Abraham Sissik kepada para preman yang dikumpulkan di mapolsek itu.
Hampir sepuluh menit lamanya Kapolsek memberikan pengarahan kepada para penyandang masalah kesejahteraan sosial itu. “Saya harap ini terakhir kalinya sodara berada di sini,” tutup Kapolsek, lalu dijawab serentak, “Insyaallah,” oleh para preman yang rata-rata masih belia itu.
Sebelumnya, keenam preman itu diamankan dari beberapa titik lokasi perempatan lampu merah yang biasa digunakan tempat mangkal mereka. Saat ditangkap, sebagian sedang meminta uang dengan jalan mengamen. Adapula yang sedang tertidur pulas.
Mereka kemudian dibawa ke markas polsek di Jalan Brawijaya untuk diperiksa dan didata identitasnya. Tak ada satupun dari mereka yang mengantongi identitas. Bahkan saat dilakukan pemeriksaan badan, petugas mendapati tubuh para preman itu penuh tato.
“Saya dapat tato ini dari Kalimantan,” kata Eko Budi Setio (23), salah satu preman yang memiliki koleksi tato di hampir seluruh tubuhnya.
Sedangkan kelima preman itu adalah Luksiono (20), warga Kabupaten Kediri; FRZ (16) warga Kota Kediri; RYH (18), warga Kabupaten Kediri; ADT (16), warga Kota Kediri; ZIZ (18), warga Kabupaten Kediri.
Setelah pendataan itu, mereka kemudian menandatangani surat pernyataan yang berisi kesanggupan tidak melakukan tindakan kriminal sebelum akhirnya dipulangkan kembali kepada keluarga masing-masing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.