Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pascabanjir, Sejumlah Jalan dan Jembatan di Kendari Rusak

Kompas.com - 18/07/2013, 12:24 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis


KENDARI, KOMPAS.com — Sejumlah ruas jalan di Kota Kendari berlubang dan longsor pascabanjir yang hampir 70 persen menggenangi wilayah itu.

Beberapa jembatan yang menghubungkan antarkecamatan juga terancam putus. Kondisi itu terjadi di Jalan S Parman depan Kantor Bappeda Provinsi Sulawesi Tenggara dan Gedung DPRD Kota Kendari. Ruas tersebut ambles dan menimbulkan lubang besar akibat tergerus banjir.

Warga yang berada di daerah itu terpaksa memblokade jalan dengan memasang kayu untuk menghindari terputusnya jalan utama itu. Kikisan air pada jembatan itu membentuk lubang sedalam lima meter sehingga dikhawatirkan akan runtuh sebab aspal jalan itu tidak memiliki penyangga lagi.

"Bahaya ini kalau dilewati mobil, bisa-bisa jatuh karena tidak ada yang menahan aspal, tanahnya sudah habis terbawa air," kata salah seorang warga di Jalan S Parman, Kelurahan Kemaraya, Kendari, Kamis (18/7/2013).

Jalan utama yang nyaris ambruk itu merupakan rute utama angkutan kota yang menghubungkan seluruh perekonomian Kota Kendari. Warga mengalihkan arus lalu lintas untuk menghindari ambruknya jalan utama kota itu.

Kerusakan ruas jalan dan jembatan belum mendapatkan perhatian dari pihak pemerintah kendati kondisi itu dikeluhkan sopir angkutan kota dan pengguna jalan lainnya.

Di tempat berbeda, jembatan di Jalan Bunga Tanjung, Kelurahan Kemaraya, juga ditutup. Pasalnya, jembatan tersebut nyaris roboh. Kepolisian memasang garis polisi untuk mengantisipasi pengguna jalan melintasi jalan tersebut.

Kerusakan jalan yang membentuk lubang besar akibat banjir juga terjadi di hampir semua titik di jalan poros Kota Kendari.

Pantauan Kompas.com di beberapa lokasi banjir, air sudah mulai surut. Jalan HEA Mokodompit dan jalan poros di Kelurahan Lepo-lepo juga sudah bisa diakses. Namun demikian, ratusan rumah warga di sekitar Sungai Wanggu masih terendam.

Dinas Pekerjaan Umum Kota Kendari terlihat mulai membersihkan sisa-sisa banjir, termasuk memperbaiki drainase yang menyumbat sirkulasi air di beberapa lokasi.

Sebelumnya diberitakan, Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam menyatakan, banjir di Kendari disebabkan oleh meluapnya empat aliran air sungai besar setelah hujan mengguyur Kendari selama hampir dua pekan terakhir.

"Empat titik tadi memberi dampak 70 persen wilayah Kendari terendam dan beberapa fasilitas umum juga mengalami kerusakan. Kami menetapkan Kendari siaga 1 banjir karena banjir besar dan merendam hampir seluruh kota baru kali ini terjadi," tegas Nur Alam, Selasa (16/7/2013) malam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com