Banjir yang setinggi paha orang dewasa ini berasal dari luapan beberapa sungai besar di Kabupaten Kolaka Timur. Selain merendam permukiman warga di lima kecamatan, banjir juga merendam ratusan hektar sawah yang baru saja ditanami padi oleh para petani.
Camat Mowewe Edy Majid mengatakan, banjir seperti itu kerap kali terjadi di daerahnya. Khusus di Kecamatan Mowewe, terdapat 81 rumah yang terendam banjir.
“Kalau di wilayah saya ini ada 81 rumah yang terendam dan 150 hektar sawah. Ini data awal dan pasti akan bertambah karena anggota di lapangan masih melakukan pendataan. Pasti jumlah rumah yang terendam itu banyak sekali karena di lima kecamatan," ujarnya, Rabu (17/7/2013).
Memang, kata Edy, di Mowewe, setiap hujan deras pasti banjir. Musibah ini setiap tahun terjadi, tetapi kali ini terparah.
Edy menambahkan, jalan protokol yang menghubungkan Kolaka Timur dan dua kabupaten lain juga terendam banjir.
"Ini jalan utama yang menghubungkan kami dengan Kabupaten Kolaka dan Konawe juga terendam sehingga pengendara harus hati-hati agar tidak kecelakaan. Bahkan, dengan derasnya arus banjir ini, bisa saja jembatan dan badan jalan itu ambruk akibat kikisan air," ungkapnya.
Menurut Edy, ada beberapa faktor penyebab banjir. Salah satunya adalah pembalakan liar di hutan-hutan Kolaka Timur yang sudah tidak terkendali lagi.
"Memang penyebabnya hujan yang mengakibatkan sungai meluap, tapi ada awalannya, yaitu hutan kami di sini sudah gundul akibat perambahan hutan secara ilegal dan kurangnya fungsi pengawasan dari pihak terkait," tegasnya.
Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai korban jiwa dalam bencana ini. Namun, menurut Edy, kerugian materi akibat banjir diperkirakan mencapai miliaran rupaih. Sebab, banjir merendam rumah warga di lima kecamatan di Kabupaten Kolaka Timur.
Sementara warga yang rumahnya terendam banjir telah mengungsi ke rumah kerabat mereka yang berada di dataran lebih tinggi, sedangkan sebagian lagi berusaha menyelamatkan harta benda mereka dengan menggunakan perahu rakitan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.