Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karya Perajin Kayu Siantar Mendunia

Kompas.com - 16/07/2013, 12:04 WIB
PEMATANGSIANTAR, KOMPAS.com — Perajin kayu di Kota Pematangsiantar, Provinsi Sumatera Utara, menghasilkan karya seni tingkat tinggi yang kerap diikutkan oleh pemerintah pusat pada pameran di sejumlah mancanegara.

"Kami telah mengikuti berbagai pameran di Belanda, Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, Singapura," sebut Ahmad Sofyan (57 tahun), Selasa (16/7/2013), di sanggar seni di Jalan Kasad Pematangsiantar, yang juga tempat tinggalnya.

Hanya, Sofyan melayani pesanan untuk kawasan regional dan Nusantara, seperti Berastagi Kabupaten Karo, Parapat Kabupaten Simalungun, Kota Medan, Jakarta, dan Bali sebagai pasar utama. "Pernah juga ada yang pesan dari Penang, Malaysia," ungkap Sofyan.

Berbagai penghargaan pun telah diterima Sofyan melalui UD Japra dari perusahaan-perusahaan, komunitas seni dari Jepara, Aburizal Bakrie, dan pemerintah pusat atas karya mebel (perabotan) dan suvenir.

"Bukan sekadar produk mebel dan suvenir biasa, tetapi yang memiliki nilai seni. Masih banyak pemesan yang menganggap sebagai tukang perabot dan mereka keliru. Ini hasil perajin kayu," jelas Sofyan meluruskan anggapan.

Produk yang dihasilkan UD Japra di antaranya meja dan kursi tamu, meja makan, lemari pakaian, lemari dapur, tempat tidur, rak bunga, sofa, gelas, teko, vas bunga, kaligrafi, miniatur mobil kuno, sepeda motor, dan becak siantar.

"Semuanya dari bahan kayu. Mahoni dan akar pohon Jati. Ada yang mengikuti bentuk aslinya (natural), ada juga yang dikreasi dengan menonjolkan alur serat kayu sebagai pemanis dan pengindah," ujar Sofyan.

Pasokan kayu dibeli Sofyan dari aparat Kota Pematangsiantar oleh pihak pemerintah kota. "Masih mencukupi karena pesanan kita batasi. Kalau untuk akar Jati, kita peroleh dari kawasan Kabupaten Simalungun," sebut Sofyan.

Harga karya seni UD Japra ini tidak ada ketetapan, berdasarkan kesepakatan antara perajin dan peminat dan waktu pengerjaan relatif, bergantung pada bentuk ornamen pesanan.

"Ornamen China bisa makan waktu empat bulanan," ujar Sofyan yang merintis usahanya sejak 1990 dan kini mempekerjakan empat tenaga kerja.

Sofyan bersyukur darah seni mengalir dalam tubuh anaknya, Wira Satria (23 tahun), yang meneruskan usaha ini dan pernah mendapat predikat sebagai Pemuda Pelopor Sumatera Utara tahun 2008.

"Dia yang mengurusi sekarang, saya hanya membina dan bantu-bantu," kata Sofyan dengan senyum mengembang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com