"Jadi, tanggung jawab penyelenggara menyangkut tidak hanya keselamatan petinju, tetapi juga penonton," kata Hayono di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (15/7/2013).
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrat ini juga menyoroti pemberian izin pada pertandingan tersebut. Ia mencurigai adanya izin dalam pertandingan yang digelar di GOR yang hanya memiliki satu pintu keluar.
"Izin diberikan pasti ada persyaratannya, tidak hanya lisensi, tapi tempat penyelenggaraan pantas atau tidak karena tidak lazim kejuaraan tinju yang meninggal penonton," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, bentrok terjadi antara pendukung tinju di GOR Kota Lama Nabire, Papua, Minggu (14/7/2013) jelang tengah malam. Akibatnya, sebanyak 17 orang tewas.
"Saat terjadi keributan, para penonton saling dorong dan saling injak sesama penonton. Tewas 17 orang. Ada lima laki-laki dan 12 perempuan," ujar Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar I Gede Sumerta saat dihubungi, Minggu malam.
Insiden terjadi sekitar pukul 23.00 WIT. Gede menjelaskan, massa di GOR saat itu sekitar 1.500 orang, sementara daya tampungnya hanya sekitar 900 orang. Malam itu ada pertandingan antara Yulius Pigome dari Sasana Mawa melawan Alvius Rumkorem dari Sasana Persada. Insiden terjadi akibat pendukung Yulius mengamuk setelah kalah dalam pertandingan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.